Mohon tunggu...
ummumaizah
ummumaizah Mohon Tunggu... .

Saya Ummu Maizah AlilatulBariza

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Meninjau Implementasi Software Requirement Specification dan Waterfall Model dalam SIPODANG

6 Maret 2025   12:44 Diperbarui: 6 Maret 2025   12:02 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Metode Waterfall. Sumber: fity.club

Dalam dunia rekayasa perangkat lunak (Software Engineering), keberhasilan pengembangan sebuah sistem sangat bergantung pada kejelasan dan kelengkapan spesifikasi kebutuhan perangkat lunak (Software Requirement Specification atau SRS). SRS berperan sebagai panduan utama dalam merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Selain itu, model pengembangan perangkat lunak yang digunakan juga mempengaruhi hasil akhir dari sistem yang dikembangkan.

Artikel "Implementasi Software Requirement Specification dan Waterfall Model pada SIPODANG berbasis Android" oleh Mursalim, Aprilia, dan Samas (2024) membahas penggabungan SRS dengan model Waterfall dalam pengembangan aplikasi pengaduan masyarakat di Kabupaten Batang. Artikel ini menarik karena menawarkan pendekatan terstruktur dalam mendokumentasikan kebutuhan sistem serta mengimplementasikan metodologi Waterfall dalam pengembangannya.

Namun, apakah pendekatan ini merupakan pilihan terbaik dalam pengembangan perangkat lunak modern? Seberapa efektif integrasi antara SRS dan Waterfall dalam menciptakan sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna? Dalam opini ini, saya akan mengeksplorasi kelebihan, tantangan, serta implikasi dari penelitian ini dalam konteks industri perangkat lunak.

Kelebihan Penelitian

1. Dokumentasi Kebutuhan Sistem yang Baik

Artikel ini memberikan penekanan yang kuat pada pentingnya spesifikasi kebutuhan perangkat lunak. Dengan mengadopsi standar IEEE, penelitian ini menunjukkan bagaimana SRS dapat membantu menginventarisasi kebutuhan fungsional dan non-fungsional dengan lebih baik. Hal ini memungkinkan pengembang memahami secara menyeluruh apa yang dibutuhkan oleh pengguna sebelum memulai proses pengkodean.

2. Pendekatan Sistematis dengan Model Waterfall

Penggunaan model Waterfall memberikan struktur yang jelas dalam pengembangan sistem. Dengan melalui tahapan perencanaan, analisis, desain, dan implementasi secara berurutan, pendekatan ini memastikan bahwa setiap tahap pengembangan didokumentasikan dengan baik. Bagi proyek yang memiliki kebutuhan yang stabil, metode ini dapat memberikan hasil yang lebih dapat diprediksi dibandingkan dengan metode yang lebih iteratif seperti Agile.

3. Relevansi untuk Sistem Pemerintahan

Aplikasi SIPODANG yang dikembangkan dalam penelitian ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam menyampaikan pengaduan kepada pemerintah daerah. Dengan adanya struktur SRS yang jelas dan metodologi pengembangan yang sistematis, penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan yang digunakan dapat meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam layanan publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun