Mohon tunggu...
Ummu Kultsum
Ummu Kultsum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Saya adalah pribadi yang periang. Saya menyukai musik dan film.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Masa Depan Akuntan di Tengah Perkembangan AI: Akankah dapat bertahan?

19 Desember 2024   14:32 Diperbarui: 21 Desember 2024   15:02 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dunia tempat kita tinggal saat ini hanyalah angan-angan yang tidak pernah terbayangkan oleh masyarakat zaman dulu. Pesawat, robot, kendaraan, gadget, dan komputer pada awalnya hanya sebatas impian belaka. Perkembangan IPTEK telah mengubah secara menyeluruh segala aspek kehidupan manusia. Dalam perkembangannya, kita mengenal istilah artificial intelligence. Artificial intelligence atau kecerdasan buatan memungkinkan sistem komputer, mesin, atau robot yang tidak bernyawa dapat memiliki kecerdasan bahkan empati layaknya manusia. Para ahli memperkirakan hanya dalam beberapa tahun ke depan, kecerdasan buatan tidak dapat lagi dibedakan dengan manusia di segala aspek(Haenlein & Kaplan, 2019).

Hal ini telah menjadi perbincangan hangat masyarakat dan para ilmuwan beberapa tahun terakhir. Tanpa kita sadari artificial intelligence ada dalam keseharian kita, seperti virtual assistance, auto correct, chatbot, bahkan algoritma media sosial dan e-commerce menggunakan kecerdasan buatan dalam menentukan produk atau konten apa yang akan disajikan sesuai dengan minat penggunanya, serta masih banyak lagi. AI yang terus mengalami perkembangan sewaktu-waktu dapat menggantikan peran manusia khususnya dalam pekerjaan. Ketakutan ini juga di sampaikan oleh Bill Gates, dalam sebuah video yang diunggah oleh saluran Youtube The Late Show with Stephen Colbert (26/09/2024)  "It is  (artificial intelligence) the first technology that has no limit. When you invent a tracker or cell phone, you figure out, okay, we can figure out how that's going to change life. Here where the AI is very intelligent and when you put a robotic formula, it can do a lot a blue-collar and white collar jobs" ujarnya.

Dengan kecerdasan buatan, mesin atau robot dapat dengan mudah meniru bagaimana manusia bekerja. Selain itu, penggunaan mesin atau robot dalam pekerjaan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Robot tidak memiliki emosi dan rasa lelah yang memungkinkannya untuk bekerja secara terus menerus tanpa istirahat. Perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon, Tesla, Samsung, bahkan perusahaan yang bergerak di bidang FnB yakni Domino's Pizza mulai mempekerjakan robot. Dalam prosesnya, perusahaan-perusahaan ini memecat ratusan bahkan ribuan pekerja mereka. Hal ini membuat banyak orang waswas dan menentang penggunaan AI dalam kehidupan sehari-hari.

AI dan Profesi Akuntan

Salah satu pekerjaan yang gencar diberitakan akan digantikan dengan mudah oleh AI adalah akuntan. Hal tersebut juga dikatakan Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, dalam acara ulang tahun Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang ke-61. Beliau menyampaikan bahwa di masa teknologi digital sekarang, AI dapat dengan mudah menggantikan peran akuntan, karena data keuangan secara otomatis dapat di rekam, dilaporkan, dan di analisis. Analisis yang dilakukan oleh artificial intelligence menggunakan sistem machine learning dan deep learning memungkinkan AI untuk menganalisis suatu data secara mendalam, bahkan dapat melihat potensi keuntungan atau masalah yang akan timbul di masa depan. Lantas, apakah AI dapat sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam profesi akuntan?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu memahami apa itu akuntan dan apa saja yang menjadi pekerjaan seorang akuntan. Akuntan adalah seorang ahli keuangan yang mengelola finansial suatu perusahaan, departemen, organisasi, atau masyarakat sesuai dengan jenis profesi akuntan yang dijalankan. Pekerjaan seorang akuntan meliputi mengidentifikasi setiap transaksi keuangan, membuat laporan, mengawasi kebutuhan operasional, menganalisis kondisi keuangan perusahaan, serta memberikan masukan mengenai peluang dan risiko yang mungkin terjadi di masa depan. AI dapat mengambil alih hampir di semua tugas seorang akuntan yang penulis cantumkan. Namun, AI juga memiliki celah yang membuatnya tidak dapat menggantikan manusia dalam profesi akuntan, di antaranya :

  • Kemampuan Beradaptasi dan Fleksibilitas

Seorang akuntan harus memiliki kemampuan beradaptasi dan fleksibel terhadap segala hal yang mungkin akan terjadi. Hal ini tidak akan mudah dikerjakan menggunakan AI. Cara AI bekerja haruslah diprogram dengan jelas dan terperinci agar tujuan yang dinginkan dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, AI akan kesulitan dalam menghadapi prinsip atau kebijakan yang mungkin terus berubah-ubah sesuai dengan kemauan klien.

  • Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan, AI lebih memfokuskan pada data dan fakta-fakta yang ada di lapangan. Akan tetapi, pengambilan keputusan juga memerlukan pertimbangan lain seperti kepentingan umum, norma sosial, dan nilai moral agar hubungan antar individu terus terjalin dengan baik. Hal ini sulit dilakukan oleh AI yang tidak sepenuhnya memahami konsep emosi dan hubungan sosial layaknya manusia.

  • Kemampuan Komunikasi

Seorang akuntan tidak hanya perlu ahli dalam mengolah data dan mengelola keuangan, tetapi juga mampu dalam mengomunikasikan hasil kerjanya. Dalam berkomunikasi diperlukan pendekatan agar informasi dapat disampaikan dengan baik dan menghindari terjadinya kesalahpahaman. Seperti yang disebutkan oleh penulis sebelumnya, AI tidak sepenuhnya memahami konsep emosi manusia, sehingga sulit bagi AI untuk menentukan intonasi, nada, sikap, dan ekspresi dalam penyampaian informasi.

  • Kreativitas

Kreativitas dibutuhkan seorang akuntan untuk membantu menyelesaikan masalah. Pada dasarnya, kecerdasan buatan memiliki batas dalam memberikan ide atau inovasi. Hal ini dikarenakan kecerdasan buatan tidak memiliki pengalaman di kehidupan nyata, serta mereka terlalu berfokus pada model ilmu pengetahuan yang kaku. Oleh karena itu, manusia dapat mengembangkan ide yang lebih inovatif dan kreatif.

Kecerdasan buatan akan terus berkembang sejalan dengan kemajuan IPTEK. Tugas sederhana seorang akuntan seperti memasukkan data, mencatat pengeluaran dan pemasukan, serta membuat laporan keuangan mungkin pada akhirnya akan digantikan sepenuhnya oleh AI. Namun, hal ini tidak berarti profesi akuntan akan punah di masa depan, melainkan manusia dan kecerdasan buatan dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pekerjaan yang lebih produktif. AI dapat mengerjakan tugas sederhana seorang akuntan secara cepat dan lebih akurat, sementara manusia bertugas mengawasi AI serta mengerjakan tugas lainnya yang tidak dapat dikerjakan dengan baik oleh suatu kecerdasan buatan. Pada akhirnya, perkembangan IPTEK dapat memberikan dampak positif atau negatif bergantung kepada bagaimana kita menyikapinya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun