Mohon tunggu...
Abdisita Sandhyasosi
Abdisita Sandhyasosi Mohon Tunggu... Psikolog - Penulis buku solo "5 Kunci Sukses Hidup" dan sekitar 25 buku antologi

Alumni psikologi Unair Surabaya. Ibu lima anak. Tinggal di Bondowoso. Pernah menjadi guru di Pesantren Al Ishlah, konsultan psikologi dan terapis bekam di Bondowoso. Hobi membaca dan menulis dengan konten motivasi Islam, kesehatan dan tanaman serta psikologi terutama psikologi pendidikan dan perkembangan. Juga hobi berkebun seperti alpukat, pisang, jambu kristal, kacang tanah, jagung manis dan aneka jenis buah dan sayur yang lain. Motto: Rumahku Mihrabku Kantorku. Quote: "Sesungguhnya hidup di dunia ini adalah kesibukan untuk memantaskan diri menjadi hamba yang dicintai-Nya".

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Orang dan Adab

25 Januari 2023   09:45 Diperbarui: 25 Januari 2023   09:56 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh pembiasaan. Dokpri

2. Adab berarti perilaku
" Muliakan anak-anakmu dan perbaiki adab mereka." (HR Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, No. 3671)

Para ulama berpendapat bahwa cara memperbaiki perilaku anak adalah dengan mengajarkan mereka latihan jiwa dan akhlak yang baik.

3. Adab berarti saksi kedisiplinan.
"Dari Ibn Abbas, dia berkata,"Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda,"Gantungkan cambuk di tempat yang bisa dilihat penghuni rumah  karena itu menjadi adab (kedisiplinan) untuk mereka." (HR al-Thabrani No. 10523)

Dari uraian tersebut  dapat dikatakan bahwa adab merupakan bagian dari proses pendidikan untuk menanamkan kebaikan. Baik dengan cara menyampaikan pesan Allah ta'ala secara langsung maupun dengan latihan jiwa ataupun pemberian sanksi kedisiplinan.  Dan adab seseorang tidak  terjadi  secara instan. Tanpa adanya guru yang merasa senang pada firman-Nya, pembiasaan perilaku dan kedisiplinan maka adab akan sulit terbentuk.

Jauh-jauh sebelum anak mengenal dunia luar alias lingkungan di luar rumahnya semestinya orang tua sudah menyemai bibit adab dalam diri anak di rumah nya. Mengapa demikian? Karena setiap anak  adalah fitrah dan berhak mendapatkan bimbingan adab dari orang tuanya.
Dan orang tua semestinya berusaha menanamkan adab kepada anaknya sedini mungkin.  

Selain itu orang tua perlu menjadikan dirinya teladan dalam berperilaku sesuai adab. Sebab tanpa contoh yang nyata dari orang tua maka anak yang masih dalam tahap belajar dengan  "imitasi" meniru-niru apa yang dilakukan orang lain di dekatnya, tentu akan mengalami kesulitan dalam menerapkan perilaku yang diharapkan.

Seiring dengan berjalannya waktu, anak tumbuh besar dan butuh teman. Agar pembentukan adab pada anak tidak terputus maka orang tua perlu  menyediakan lingkungan pergaulan yang di dalamnya ada adab dan guru yang dapat membimbing anaknya memiliki adab. Kedua hal itu biasanya ada di sekolah-sekolah atau pesantren-pesantren yang menerapkan adab. 

Oleh karena itu pada era digital ini, di tengah derasnya pengaruh  media sosial,  orang tua memasukkan anaknya ke sekolah adab atau pesantren agar anak tumbuh  beradab secara optimal adalah sebuah keniscayaan. Wallahu'alam.

--Catatan Ma'e 66--

Bondowoso, 25/01/2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun