Tak berapa lama kemudian kami tertidur.
Tengah malam aku bermimpi.  Seorang anak  menyeberang jalan sendirian.  Tiba-tiba ada truk melaju kencang dan menabrak anak itu  hingga ia terpental dan tergeletak di tepi jalan.
Aku terdorong untuk mendekati Tempat Kejadian Perkara atau TKP. Setelah  aku berada di TKP...ternyata anak itu adalah  Wildan dan nyawanya sudah tak tertolong. Kontan saja aku terkejut, jantungku terasa berhenti berdegub. Â
Aku terbangun.  Kulirik Wildan yang tidur di sisiku. Kembang kempis dadanya masih kulihat. Desah nafasnya masih kudengar. Kulit lengannya masih hangat kurasakan. "Alhamdulillah hanya mimpi," gumamku.  Lalu kucium kening Wildan dan berdoa:"Ya Rahman Ya Rahim.  Ya Malik Ya Quddus. Ya Fatah Yang Rozaq. lindungilah anakku  Wildan... dan jadikan ia anak sholeh..."
Bondowoso, 23-11-2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H