Mohon tunggu...
Tatiek Purwanti
Tatiek Purwanti Mohon Tunggu... Ibu rumah tangga -

Ibu rumah tangga dengan dua orang amanah, blogger, dan penulis. Sedang terus belajar dari sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

From ODOJ to Kominex With Love

12 November 2014   06:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:01 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1415722268428181383

Kali pertama mengenal istilah “One Day One Juz” adalah saat membacanya di fanpage Islamedia, sekitar bulan November 2013. Waktu itu saya menganggap hanya sebuah tagline untuk bersemangat dalam membaca Al Qur’an satu juz dalam sehari. Kebiasaan yang sebenarnya akrab dalam keseharian saya, karena itu dijadikan target amalan dalam kelompok mengaji saya. Walau pun terkadang jika sedang futur, setengah juz sehari pun sudah bagus. Hehe…

Suatu malam tanggal 7 Desember 2013, seorang teman akhwat menanyakan apakah saya sudah bergabung dengan ODOJ atau belum. Pada saat itulah saya baru ‘ngeh’ bahwa ODOJ adalah sebuah komunitas, bukan sekedar tagline. Tentu saja saya mengiyakan ajakan beliau untuk membentuk sebuah grup baru. Alhamdulillah, dalam semalam terkumpullah tiga puluh orang yang mayoritas tidak saling mengenal. Maka terbentuklah grup ODOJ akhwat 385 dengan admin teman akhwat saya tadi, ukhti Icha. Kelak beliau ini dikenal seantero adminers akhwat seluruh Indonesia sebagai PJ Bank WL akhwat untuk kategori Whatsapp.Jazaakillah khair, ukhti. Karena ajakanmu, kini aku terperangkap dalam ODOJ yang luar biasa ini.

Maka terjadilah perkenalan di antara kami bertiga puluh orang. Teman-teman satu grup saya ada yang berasal dari Jakarta, Medan, Bekasi, Bogor, Tangerang, Wonogiri, Puwokerto, Surabaya dan kota asal saya sendiri, Malang. Profesinya pun beragam mulai dari pengajar, mahasiswi, pelajar,ibu rumah tangga dan pebisnis. Puas berkenalan, kami pun dipersilakan memilih jatah juz kami. Saya masih ingat, jatah juz yang pertama saya baca adalah juz 7. Kebetulan yang indah karena pas dengan lanjutan bacaan mandiri saya sebelumnya yang memang sudah sampai di akhir juz 6. Aturan main pun dijelaskan dengan gamblang, diselingi dengan pertanyaan ini-itu. Setelah dirasa cukup, malam itu kami memulai sebuah komitmen untuk sebuah perbaikan diri: kholas satu juz dalam sehari.

Esok harinya, kami masing-masing melaporkan hasil bacaan. Ada yang kholas ba’da subuh, tengah hari atau pun jelang maghrib. Alhamdulillah, hari pertama itu dilalui dengan gemilang. Tiga puluh juz terselesaikan oleh masing-masing kami. Ada kelegaan yang membuncah. Indahnya bertilawah bersama-sama walau pun di tempat yang berbeda. Hari selanjutnya, ada yang mulai melelang juz-nya karena alas an syar’i. Kami pun berebutan lelang itu. Satu-dua juz yang dilelang kami bagi rata. Ada yang kebagian dua lembar, empat lembar, bahkan ada yang berani mengambil jatah satu juz sendirian. Saya pernah mengambil jatah satu juz sendirian. Rasanya luar biasa, hehe… Waktu itu saya sedang menyeterika baju. Saya selingi dengan mengambil jatah lelangan dan ternyata capeknya menyeterika jadi tidak terasa. Alhamdulillah.

Keasyikan saya ber-ODOJ rupanya menjadi perhatian suami saya. Beliau bukannya tidak tertarik, tapi beliau waktu itu belum punya sarananya. Ya, handphone beliau masih yang jadul, belum support untuk aplikasi WhatsApp.Beliau juga termasuk tipe orang yang tidak suka berganti-ganti handphone jika memang belum rusak. Akhirnya beliau ber-ODOJ mandiri seperti biasanya. Ya, beliau pun biasa membaca Al Qur’an satu juz sehari. Bahkan dulunya lebih istiqamah dari saya, hehe… Alhamdulillah, dengan ber-ODOJ saya bisa menyaingi kegigihan beliau. Sambil berharap agar beliau berkenan ‘membuka hati’ untuk membeli handphone android walau pun handphone jadulnya masih bisa dipakai. Indahnya jika kami bisa saling bercerita tentang jatah juz kami, tentang kondisi grup kami, dan sebagainya. Qadarullah,tak lama kemudian handphone kesayangan suami saya mulai byar-pet. Maka segera terbelilah handphone android baru yang saya doakan kehadirannya siang-malam. Hal pertama yang saya lakukan tentu saja membantu suami saya mendaftar sebagai anggota ODOJ. Dan berlabuhlah beliau di grup ODOJ ikhwan 428. Tepat saat itu sedang marak beredar gambar sepasang suami istri ODOJers yang bertilawah bersama di serambi masjid yang diedarkan oleh grup ODOJ 69. Pasti antum semua tahu gambar yang saya maksud J Ah, indahnya.

Hal yang serupa terjadi di sekolah tempat saya bekerja. Waktu itu yang tergabung sebagai ODOJers di sekolah kami hanya empat orang, dua orang (termasuk saya) di grup WA dan dua orang yang lain di grup BBM. Sementara guru-guru yang lain belum bisa bergabung karena masalah yang sama dengan suami saya: berhandphone jadul. Akhirnya salah seorang guru mengusulkan untuk membentuk komunitas kecil di sekolah yang terinspirasi oleh ODOJ, yaitu ODOJOS. Kepanjangan dari One Day One Juz One School, hehe… Maksudnya, satu juz ‘dikeroyok’ rame-rame oleh seisi sekolah yang hari itu masuk kerja. Grup ibu-ibu dan grup bapak-bapak dipisah dan saya menjadi ‘admin’ untuk grup ibu-ibu. Menyemangati teman-teman perempuan yang belum bisa tergabung di ODOJ dan belum terbiasa bertilawah rutin setiap harinya. Dan entah siapa yang memulai, satu demi satu teman-teman saya itu mulai membeli handphone android dan mulai menggabungkan diri dengan ODOJ yang sesungguhnya, bukan lagi ODOJOS J Alhamdulillah.

Kembali ke grup ODOJ saya. Upaya ‘kaderisasi’ oleh ukhti Icha berhasil dilakukan. Admin grup 385 beliau limpahkan kepada seorang ummahat hebat dari Wonogiri, mbak Tini. Sementara beliau sendiri left dari grup untuk mencari calon-calon ODOJers baru. Empat orang teman se-grup saya; ukhti Ulfah, ukhti Siti Nur Jannah, ukhti Tyas dan ukhti Puput, pun bersedia ditawari menjadi admin untuk grup-grup yang baru terbentuk. Sementara saya merasa belum siap dengan amanah tersebut. Walau pun begitu, saya termasuk ‘komentator yang baik’ di grup dan seringkali membantu admin, hehe.

---000—

Sekitar tanggal 6 Februari 2014, saya membaca sebuah pengumuman rekrutmen anggota sebuah departemen di ODOJ yaitu Kominex (Komunikasi Internal Eksternal). Karena kriteria yang dipersyaratkan koq ‘saya banget’, maka saya pun mencoba mengajukan lamaran. Alhamdulillah, setelah menunggu sekitar tiga pekan saya diizinkan untuk bergabung di sana. Dari sekitar delapan puluhan pelamar, hanya terjaring sekitar tiga puluhan orang. Dan untuk rekrutmen tahap awal tersebut, saya adalah satu-satunya ODOJer yang tinggal di Jawa Timur. Mayoritas berasal dari Jabodetabek & Jawa Barat. Ada juga yang berasal dari Kalimantan dan NTB. Teman-teman baru saya itu pinter-pinter, seru-seru & heboh. Senang rasanya bergabung di sana dan mendapat pengalaman baru. Kelak, saya pun bisa kopdaran dengan sebagian dari mereka dalam sebuah agenda akbar yang dirindukan semua ODOJers; Grand Launching ODOJ.

Sedikit bercerita tentang departemen saya. Teman-teman ODOJers pastinya hampir setiap hari menjumpai info yang dirilis Kominex. Isinya bisa tentang agenda ODOJ yang diselenggarakan DPP, kerja sama ODOJ dengan lembaga/komunitas dakwah yang lain dan pastinya agenda-agenda yang diselenggarakan DPA. Segala info resmi dan valid yang berkaitan dengan ODOJ harus melalui info yang dikeluarkan Kominex. Di sini saya akhirnya faham bahwa dakwah via online pun harus berusaha dikemas secara profesional, terstruktur & ‘rapi’. Bayangkan jika info tentang kegiatan ODOJ ‘seenaknya’ saja disebar tanpa kontrol apakah itu valid atau tidak. Atau disebar tanpa alur yang jelas sehingga kita sulit mengukur apakah sampai kepada ODOJers atau tidak. Nah, Kominex menjalankan fungsi penyebaran informasi yang valid & diharapkan sampai kepada semua ODOJers.

Jika ada info Kominex yang sampai kepada teman-teman, itu merupakan ‘buah’ dari proses panjang layaknya sebuah proses di perusahaan manufaktur. Secara garis besar seperti ini: misalnya jika sebuah DPA hendak melakukan agenda, maka draft info harus diajukan minimal tujuh hari sebelum hari-H pelaksanaan kepada Sekum Korea Pusat (mbak Husna) atau Kadept Kominex (pak Firza Pasaribu) cc Sekum Kominex (mbak Danita Indrawati). Selanjutnya jika draft tersebut disetujui, maka akan segera diproses di Tim Editorial; mengedit tata bahasa. Lalu dilakukan ‘hash ’oleh Tim Pengamanan sehingga jika ada perubahan satu huruf saja dari isi info tersebut, akan segera dapat diketahui. Teman-teman yang kuliah di jurusan IT pasti tahu tentang per‘hash’an ini.

Info Kominex yang sudah matang itu -singkatnya- berada di tangan ‘Komandan Ko Fasil’. Nah, posisi saya di bagian ini, mengatur info kominex yang hendak disebarkan setiap hari kepada para petugas Kominex (baca: agen Kominex) yang ditugaskan di grup-grup Fasil. Maka sampailah info tersebut kepada teman-teman ODOJers via admin masing-masing, dimana para admin mendapatkan infonya melalui grup Fasil tadi. Begitulah kisahnya.

---000---

Tulisan ini saya akhiri dengan kisah singkat tentang perjalanan seru menghadiri Grand Launching ODOJ di Masjid Istiqlal, Jakarta pada hari Ahad, tanggal 04 Mei 2014. Saya yang sebelumnya selalu ditemani suami & anak jika bepergian, demi GL ODOJ rela berpisah sementara dengan mereka, hehe. Bersama teman-teman ODOJers Malang (waktu itu belum terbentuk DPA) yaitu ukhti Icha, ukhti Pipik, ukhti Ema, ukhti Riza, ukhti Selly, ukhti Desty dan ukhti Yanti, saya menaiki KA Matarmaja menuju ibu kota pada hari Jumat sore-nya. Pada saat keberangkatan itu, kebetulan gerbong kereta mayoritas berisi Aremania yang hendak melakukan ‘Tour de Batavia’ ke Gelora Bung Karno. Jiaahh, rame beneeeer karena mereka kompak menyanyikan lagu-lagu Arema kencang-kencang. Sempat panik saat beberapa lemparan batu mengenai kereta, sepertinya ada rombongan supporter lain yang mengetahui bahwa Aremania ada di dalam KA itu. Sempat berpikir begini: “Kalau harus syahid di sini, hamba rela yaa Allah, demi syiar Al Qur’an.” J Alhamdulillah, kami sampai dengan selamat di Istiqlal pada hari Sabtu siang sekitar jam 11. Kami yang dari luar kota dipersilakan mabit di salah satu conference room yang disediakan panitia.

Di sanalah kami bersua dengan beberapa teman di grup ODOJ yang selama ini hanya saling sapa via whatsapp. Seru, haru bercampur bahagia, itu yang saya rasakan dan yang saya lihat pada wajah-wajah ODOJers yang tumplek-blek di sana. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, di sana saya juga kopdaran dengan beberapa teman-teman dari Kominex yang bisa hadir. Bertemu sekaligus melakukan pembagian jaket Departemen Kominex berwarna hijau toska yang memang sudah kami pesan jauh-jauh hari dan akan dipakai pada saat GL ODOJ berlangsung. Jaket tersebut sempat membuat mupeng yang lain, hehe. Banyak yang mengira tim Kominex ‘mencuri start’ terkait pengadaan jaket itu. Karena pada saat itu belum ada izin resmi dari DPP tentang pengadaan atribut yang memakai logo ODOJ. Padahal pengadaan jaket tersebut tidak menyalahi aturan, karenahanya berisi tulisan di punggung dan tanpa logo ODOJ. Dan pastinya tidak diperjual-belikan di luar tim kami.

Puncaknya adalah Grand Launching ODOJ yang disiarkan Live di program “Damai Indonesiaku” TV One. Bangga rasanya bisa berada di antara sekitar lima puluh ribu ODOJers dari seluruh Indonesia. Bukan untuk rekor MURI-nya, tapi sungguh yang hadir di situ ingin menyampaikan pesan kepada Muslimin di seluruh Indonesia: “Mari Membumikan Al Qur’an & Melangitkan Manusia!” Rasa haru kian mengguncang qalbu saat Deklarasi Komunitas One Day One Juz dibacakan. Sebuah janji untuk istiqamah mencintai surat cinta-Nya dalam sebuah komunitas kebaikan. Grand Launching ODOJ adalah awal dan selanjutnya keistiqamahan kita dalam komunitas ini untuk mensyiarkan kecintaan terhadap Al Qur’an akan terus diuji.

I love Al Qur’an, I love ODOJ, I love Kominex :)

Note:
*Tulisan ini dimuat dalam buku "Sejuta Cinta dari ODOJer" by DPA ODOJ Malang Raya, dengan judul: ODOJ dan Kominex With Love
*Selamat Milad ODOJ ke-1, 11 Nov 2013-11 Nov 2014 :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun