Pengajaran bahasa di tingkat sekolah dasar memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk dasar kemampuan berbahasa anak. Pada usia ini, anak-anak berada pada tahap perkembangan yang sangat sensitif terhadap pembelajaran bahasa, sehingga penting untuk memilih metode yang tepat agar dapat memaksimalkan potensi mereka. Salah satu metode yang efektif dan menyenangkan untuk memperkenalkan kosakata baru adalah melalui puisi. Pendekatan ini tidak hanya membantu anak-anak untuk menguasai kosakata baru, tetapi juga meningkatkan kreativitas dan kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa secara lebih ekspresif dan imajinatif.Â
Pentingnya Pengenalan Kosakata BaruÂ
Pengenalan kosakata baru di usia dini sangat krusial dalam perkembangan bahasa anak (Arnisyah & Dwi Syafutri, 2024). Kosakata yang lebih luas akan memungkinkan anak untuk lebih mudah memahami dunia di sekitar mereka dan mengekspresikan diri dengan lebih baik. Penelitian menunjukkan bahwa pembacaan puisi dapat meningkatkan jumlah kosakata baru yang dikuasai oleh peserta didik. Melalui mendengarkan dan membaca puisi, anak-anak tidak hanya belajar kata-kata baru, tetapi juga belajar bagaimana kata-kata tersebut digunakan dalam konteks yang berbeda. Hal ini sangat berpengaruh pada kemampuan mereka dalam berbicara, menulis, dan memahami bacaan dengan lebih mendalam. Puisi sebagai media pengajaran menawarkan keunikan dalam mengenalkan kosakata baru. Dengan irama dan pilihan kata yang khas, puisi memudahkan anak-anak untuk mengingat dan memahami kosakata yang mereka pelajari (Hikmah Yanti et al., 2023). Struktur puisi yang sederhana dan ritmis membantu anak untuk menangkap pola bahasa secara alami. Selain itu, melalui puisi, anak-anak juga dapat lebih mudah menangkap makna kiasan atau metafora yang dapat memperkaya kemampuan bahasa mereka. Pendekatan ini tidak hanya sejalan dengan tujuan pendidikan bahasa Indonesia yang menekankan pentingnya keterampilan membaca, berbicara, dan menulis, tetapi juga menumbuhkan kecintaan anak terhadap seni bahasa. Dengan menggunakan puisi dalam pengajaran bahasa, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, di mana anak-anak tidak merasa terbebani oleh materi yang diberikan. Sebaliknya, mereka menjadi lebih tertarik dan termotivasi untuk terus belajar dan mengeksplorasi dunia bahasa dengan cara yang menyenangkan dan kreatif.Â
Puisi Sebagai Media Pembelajaran
Puisi adalah bentuk sastra yang unik, menggunakan bahasa figuratif dan ritmis yang tidak hanya menarik perhatian, tetapi juga mampu merangsang imajinasi anak-anak (Endarwati, 2019). Karakteristik puisi yang penuh dengan irama dan penggunaan kata-kata yang terkadang tidak biasa menjadikannya media yang sangat efektif untuk pembelajaran bahasa. Bagi anakanak, puisi memberikan pengalaman yang lebih menyenankan dan tidak terasa membosankan seperti materi pembelajaran yang lebih formal. Penggunaan metafora, personifikasi, dan berbagai bentuk bahasa kiasan dalam puisi dapat membantu anak-anak memahami kekayaan bahasa dan memperluas wawasan mereka. Salah satu keunggulan puisi adalah kemampuannya untuk mengungkapkan ide-ide kompleks melalui bahasa yang sederhana (Yusuf & Wijaya, 2020). Tema-tema yang diangkat dalam puisi seringkali bersifat universal dan dekat dengan kehidupan sehari-hari anak-anak, seperti puisi tentang alam, keluarga, atau pahlawan. Tema-tema ini tidak hanya familiar bagi mereka, tetapi juga memberikan konteks yang mudah dipahami, memungkinkan anak-anak untuk mengaitkan kata-kata baru dengan pengalaman yang mereka alami sendiri. Misalnya, puisi tentang bunga yang tumbuh di taman atau cerita tentang seorang pahlawan yang berjuang untuk kebaikan dapat membuka ruang bagi anak-anak untuk belajar tentang alam sekitar, nilai-nilai kepahlawanan, atau konsep-konsep moral lainnya. Melalui puisi, anak-anak dapat diperkenalkan pada kosakata baru yang relevan dengan kehidupan mereka. Dalam proses ini, mereka tidak hanya belajar kata-kata baru, tetapi juga memahami makna dan konteks penggunaannya. Hal ini penting karena penguasaan kosakata yang baik akan meningkatkan keterampilan berbahasa anak, baik dalam berbicara, menulis, maupun membaca. Selain itu, puisi yang memiliki struktur ritmis juga membantu anak-anak dalam mengingat kata-kata baru dengan cara yang menyenangkan. Irama dan rima yang terdapat dalam puisi dapat memudahkan anak-anak untuk menghafal dan memahami kata-kata yang sulit.
 Strategi Pembelajaran Menggunakan PuisiÂ
Pembelajaran bahasa yang efektif di tingkat sekolah dasar membutuhkan pendekatan yang kreatif dan menyenangkan, dan salah satu metode yang sangat mendukung tujuan ini adalah pembelajaran melalui puisi (Inten, 2019). Salah satu langkah pertama dalam strategi pembelajaran menggunakan puisi adalah pembacaan puisi di kelas. Guru dapat membacakan puisi dengan ekspresi yang hidup dan penuh emosi untuk menarik perhatian siswa. Pembacaan yang ekspresif ini tidak hanya membuat puisi lebih menarik, tetapi juga membantu anak-anak memahami emosi dan makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Melalui intonasi, pengucapan, dan penekanan yang tepat, siswa dapat merasakan perasaan yang ingin disampaikan oleh penyair, yang akan memperkaya pemahaman mereka tentang isi puisi. Setelah pembacaan puisi, kegiatan diskusi sangat penting untuk memperdalam pemahaman siswa tentang tema dan kosakata baru yang ditemukan dalam puisi (Nugroho et al., 2024). Diskusi ini memberi kesempatan kepada siswa untuk berbagi pendapat mereka dan saling bertukar ide. Guru dapat menanyakan beberapa pertanyaan yang menantang, seperti "Apa yang kalian rasakan setelah mendengarkan puisi ini?" atau "Kata-kata baru apa yang kalian temui dalam puisi ini dan bagaimana cara menggunakannya dalam kalimat sehari-hari?" Diskusi semacam ini tidak hanya memperkenalkan siswa pada kata-kata baru, tetapi juga membantu mereka memahami konteks penggunaan kata-kata tersebut dalam situasi yang lebih luas, baik dalam percakapan maupun tulisan. Selain itu, salah satu cara untuk memperkuat pemahaman kosakata baru yang telah dipelajari adalah dengan mengajak siswa untuk menulis puisi mereka sendiri. Kegiatan ini dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam menggunakan kosakata baru dalam konteks yang mereka ciptakan sendiri. Dengan menulis puisi, siswa tidak hanya mengembangkan keterampilan menulis mereka, tetapi juga menguji pemahaman mereka terhadap kata-kata baru yang telah dipelajari. Puisi yang mereka buat akan menunjukkan bagaimana mereka mengolah kata-kata dan konsep-konsep yang telah diajarkan dalam kegiatan sebelumnya. Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya terbatas pada penerimaan pasif tetapi juga melibatkan kreativitas siswa. Untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif, guru juga bisa menggunakan aktivitas kreatif lainnya, seperti menggambar atau bernyanyi berdasarkan tema puisi. Aktivitasaktivitas ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengekspresikan pemahaman mereka dengan cara yang lebih visual dan musikal. Misalnya, siswa bisa diminta untuk menggambar ilustrasi dari puisi yang mereka dengar, atau bahkan membuat lagu berdasarkan tema puisi tersebut. Aktivitas interaktif ini tidak hanya meningkatkan keterampilan bahasa mereka, tetapi juga membantu mengembangkan kemampuan mereka dalam bekerja dengan berbagai bentuk ekspresi seni. Dengan cara ini, pembelajaran melalui puisi menjadi lebih menyenangkan, penuh warna, dan lebih mudah diingat oleh siswa.
 Pendekatan puisi dalam pengenalan kosakata baru di sekolah dasar terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa anak. Melalui pembacaan, diskusi, dan aktivitas kreatif, siswa tidak hanya belajar kata-kata baru tetapi juga mengembangkan kecintaan terhadap sastra. Oleh karena itu, guru perlu mengintegrasikan puisi sebagai bagian dari kurikulum bahasa Indonesia untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa.Â
DAFTAR PUSTAKA
 Arnisyah, S., & Dwi Syafutri, H. (2024). Implementasi Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar. Prosiding SENANTIAS: Seminar Nasional Hasil Penelitian Dan PkM, 5(2). https://journal.umpr.ac.id/ Endarwati, T. (2019). PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 32. Hikmah Yanti, C., Aprilia, F., & Mayrita, H. (2023). Pengembangan Kemampuan Menulis Puisi Untuk Anak: Early Literacy. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Bina Darma, 3(3).