Mohon tunggu...
Ummu Fathur
Ummu Fathur Mohon Tunggu... Guru - Mencerdaskan

Mendidik mencerdaskan umat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hijab Pertamaku

15 Februari 2020   17:06 Diperbarui: 15 Februari 2020   17:05 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Dulu saya pikir, pake gamis itu ribet. Juga pasti bakal gerah banget. Itu yang saya pikirkan kalau lihat kerudung teteh-teteh yang lebar dan panjang itu.

Saya waktu itu, memang sudah berkerudung. Tapi belum sesuai dengan tuntunan syar'i.

Sampai suatu titik saya merasa tidak nyaman dengan celana jeans. Bukan karena sudah gak muat yang jelas.
Tapi risih aja pakai celana jeans.

Mulailah saya melirik gamis di akun jualan gamis. Gamis pertama saya beli harga 200rb-an. Gamis lainnya saya beli di pasar gedebage. Di lapak baju bekas, saya menemukan dress (yang sebetulnya bukan gamis) tapi panjang menyerupai gamis. Harga tentu jauh lebih murah karena bukan pakaian baru. Tapi kondisi baju yang masih sangat oke, saya cukup pede memakainya ke pengajian waktu itu.

Memakai baju longgar. Mengulurkan kerudung hingga menutup dada, ternyata saya merasakan hal yang diluar dugaan saya. Saya merasa aman, saya merasa terlundungi. Gerah mungkin iya. Tapi sungguh gerah itu sirna oleh rasa tentram ketika memakai hijab.

Tantangannya waktu itu adalah saya kemana-mana naik motor atau naik kendaraan umum. Terbayang bagaimana gamis yang berbahan siffon berpuring kayak baju princess, harus saya angkat sedikit ketika naik kendaraan umum damri atau angkot.

Ketika naik motor pun, sering tiba-tiba diklakson oleh pengendara lain. "Teh, bajunya...(hati-hati)" saya hanya menoleh, memeriksa baju. Khawatir ada gamis yang terangkat hingga membuka aurat. Juga khawatir ada yang tersangkut di rantai motor. Motor saya waktu iti honda Blade racing. Bukan matic.

Alhamdulillah, pengalaman-pengalaman di awal-awal memakai gamis/ hijab syar'i tidak membuat kapok. Malah semakin ingin menambah gamis dan menyingkirkan pakaian-pakaian yang tidak syar'i. Hampir tiap bulan menyisihkan uang untuk beli satu gamis. Begitu seterusnya.

Pernah juga merasa "mabok gamis". Dikit-dikit lihat akun jual gamis. Pengen beli. Pengen beli. Sampai suatu hari baca ayat Al-Qur'an. Bahwa pakaian terbaik adalah taqwa (QS. Al-A'rof : 26-27).

JLEB rasanya. Ternyata saya selama ini cuma fokus sama pakaian tapi tidak berbenah hal lainnya.

Keajaiban selanjutnya yang saya rasakan ketika berhijrah pakaian adalah Allah pertemukan saya dengan orang-orang sholeh. Orang-orang yang taat pada Allah. Orang-orang yang mengingatkan saya kepada Allah. Sungguh sampai hari ini saya berkaca-kaca mengingatnya. Betapa Allah Maha Baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun