Mohon tunggu...
Bintang Ummu Batul
Bintang Ummu Batul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenaikan UKT di PTN: Antara Beban Mahasiswa dan Kualitas yang Dipertanyakan

12 Agustus 2024   21:59 Diperbarui: 13 Agustus 2024   11:27 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam beberapa tahun terakhir, isu kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di perguruan tinggi negeri (PTN) telah menjadi topik yang memicu perdebatan di kalangan mahasiswa, akademisi, dan pemerhati pendidikan. UKT, yang awalnya dirancang untuk menyesuaikan biaya kuliah dengan kemampuan ekonomi mahasiswa, kini justru menjadi sumber tekanan baru, terutama ketika kenaikan yang signifikan tidak diiringi dengan peningkatan kualitas pendidikan dan fasilitas yang memadai.

Kenaikan UKT yang signifikan di beberapa PTN telah menimbulkan keresahan di kalangan mahasiswa. Banyak mahasiswa merasa bahwa kenaikan ini tidak sebanding dengan fasilitas dan layanan pendidikan yang mereka terima. Di banyak kasus, mahasiswa yang sudah terdaftar sebelumnya pun terpaksa harus menghadapi beban finansial yang lebih besar dari yang mereka pikirkan saat pertama kali masuk kuliah. 

Mahasiswa dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah paling merasakan dampak dari kenaikan ini. Meskipun terdapat berbagai skema keringanan atau beasiswa, tidak semua mahasiswa yang membutuhkan dapat mengakses bantuan tersebut. Proses pengajuan keringanan UKT sering kali dianggap rumit dan birokratis, membuat mahasiswa harus menghadapi stres tambahan selain dari tekanan akademis.

Salah satu poin kritis yang sering disuarakan oleh mahasiswa adalah bahwa kenaikan UKT tidak selalu diikuti oleh peningkatan kualitas pendidikan. Misalnya, banyak mahasiswa yang mengeluhkan kondisi fasilitas kampus yang tidak memadai, mulai dari laboratorium yang kurang lengkap hingga perpustakaan dengan koleksi yang terbatas. 

Selain itu, kualitas pengajaran juga sering kali dipertanyakan, dengan dosen yang kurang siap atau minimnya pengalaman praktis yang relevan dengan dunia kerja. Hal ini menimbulkan pertanyaan: ke mana perginya dana dari kenaikan UKT? Transparansi penggunaan dana oleh PTN menjadi tuntutan utama yang disuarakan mahasiswa. Mereka ingin mengetahui bagaimana dana yang mereka bayarkan digunakan dan apakah ada upaya nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan layanan yang mereka terima.

Transparansi dalam pengelolaan dana pendidikan menjadi kunci untuk menjawab keresahan mahasiswa. PTN perlu lebih terbuka dalam menjelaskan alokasi dana UKT dan bagaimana kenaikan tersebut digunakan untuk meningkatkan fasilitas, kualitas pengajaran, dan layanan lainnya. 

Selain itu, ada kebutuhan untuk mengevaluasi kembali kebijakan penentuan golongan UKT agar lebih sesuai dengan kondisi ekonomi mahasiswa yang sebenarnya. Akuntabilitas juga menjadi isu penting. PTN perlu bertanggung jawab dalam memastikan bahwa setiap rupiah yang diambil dari mahasiswa memberikan manfaat yang nyata dalam bentuk peningkatan mutu pendidikan. Hal ini tidak hanya akan mengurangi keresahan mahasiswa, tetapi juga meningkatkan kepercayaan terhadap institusi pendidikan.

Untuk kedepannya, pemerintah dan PTN perlu bekerja sama dalam merancang kebijakan UKT yang lebih adil dan berkelanjutan. Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah pengembangan skema UKT berbasis kinerja, di mana kenaikan UKT harus diikuti dengan indikator peningkatan kualitas yang jelas dan terukur. 

Selain itu, perlu ada peningkatan akses terhadap beasiswa dan keringanan bagi mahasiswa yang benar-benar membutuhkan. Dialog antara mahasiswa, PTN, dan pemerintah juga harus diperkuat untuk memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tidak hanya mempertimbangkan aspek finansial, tetapi juga kesejahteraan dan masa depan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.

Kenaikan UKT di PTN merupakan isu yang kompleks dan menuntut penanganan yang serius. Beban finansial yang semakin berat bagi mahasiswa harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan yang signifikan. 

Transparansi, akuntabilitas, dan dialog yang konstruktif menjadi kunci dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan berkualitas di Indonesia. Tanpa itu, kenaikan UKT hanya akan menjadi beban tambahan yang menambah ketidakpastian dalam perjalanan pendidikan mahasiswa di perguruan tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun