Tanda-tanda akan datangnya menstruasi adalah ketidakmampuan untuk menstabilkan emosi. Pun dia, sebut saja, Raysha (R). Yang diingatnya, sudah empat kali dalam seminggu ini dia memarahi suaminya. Untuk tujuan yang kadang dipaksakan. Cemburu. Lucunya, dengan wanita yang sama, yang berhasil menggoda calon suaminya, H-3 hari pernikahan mereka. Tamparan tak terelakkan. Si calon suami hanya diam, memeluk, mencoba menenangkan. Tapi tetap saja kemarahan bercampur tangisan mendominasi ruang itu. Itu awal kecemburuannya terhadap rekan kerja suaminya itu, sebut saja Leonny (L). Di dua bulan usia kehamilannya, si suami berulah. Bermain-main perasaan dengan si L itu, via sms, wechat, n mungkin juga via telepon. R mencoba sabar dan mengkonfirmasi, tentu saja, tidak ada maling yang mau mengakui kesalahannya, begitulah sifat suaminya. R pun melupakan kenyataan itu. Setelah R melahirkan, ketika anaknya berusia dua bulan, terbongkarlah seluruh perilaku si suami. R marah tak terkendali, menjerit dan menangis histeris, didapatinya obrolan-obrolan mesra via sms n wechat suaminya kepada L. Bayangkan, suaminya jam 6.55 pagi mengirim obrolan ke L, "Udah sarapan, Ay"?. Come on, manusia bodoh pun tahu, kalau itu adalah sms pengkhianatan, perselingkuhan. Dan seenaknya saja si suami membela diri, itu cuma main-main. Main apa? Main selingkuh-selingkuhan. Hingga kini, kenyataan pahit tersebut meninggalkan perih yang demikian menyakitkan. Sehingga apapun tentang L, R selalu naik pitam, apalagi selalu ditutup-tutupi suaminya. R meminta saranku, aku bingung harus menyarankan apa. Walaupun jika aku menjadi dirinya, aku akan pergi darinya membawa serta anakku. Tapi tetap saja aku tak tega menyakiti perasaan anakku. Dan aku pun hanya bisa berkata, "Sabar ya R, doakan saja, semoga suamimu bisa berubah. Allah itu Maha Pembolak-Balik hati, jangan menyerah untuk memohon kebaikan keluarga kalian.
Sahabat, kalau seandainya kalian adalah teman dekat R, nasihat dan solusi apa yang akan kalian berikan?
Salam Cinta,
Ummu Al-Faruq
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H