Penulis : Ikeu
Pada ahad 27 Oktober 2024, sekitar lebih dari 150 muslimah mengikuti kajian yang bertema " Menjadi mukmin sejati, Tadabur Q.S Al-Imran ayat 19". Acara dimulai dengan menyaksikan tayangan pembuka pengantar materi. Dilanjutkan dengan materi dari narasumber.
Narasumber mulai menyampaikan materi dengan memaknai hari santri 22 oktober 2024. Bahwa seharusnya kita memaknai hari santri dengan bersungguh sungguh dalam mengkaji Islam, beramal shalih dengan penuh keikhlasan, mendakwahkan Islam secara kaffah dan istiqomah serta sabar dalam perjuangan.
Namun sangat disayangkan sekali bahwa fakta sekarang berbanding terbalik dengan yang seharusnya terjadi dimana banyak hal-hal tidak wajar terjadi, seperti penganiayaan santri hingga meninggal, aksi biadab predator anak di panti asuhan, hingga aksi bejat murid dan kepala sekolah, dan masih banyak lagi. Saat inilah gambaran kehidupan islam tercoreng oleh para perilaku para pengurus tempat menuntut ilmu termasuk ilmu Islam.
Padahal Allah Swt telah berfirman dalam Al-Qur'an  surah Al Imran : 19 "sesungguhnya agama disisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi kitab keculai setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian diantara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungannya".
Selanjutnya pemateri memaparkan tadabur dari ayat Al-Qur'an tersebut bahwa pertama, ayat tersebut pernyataan dari Allah swt bahwa tidak ada agama yang Dia terima disisi-Nya kecuali islam. Kedua, ahli kitab yang berselisih di dalam masalah kenabian Muhammad saw, sebenarnya mereka mengetahui dengan pasti kebenaran akan kenabian beliau. Perselisihan mereka ini disebabkan sikap dengki mereka dan keinginan untuk meraih dunia. Ketiga, ayat ini dan ayat-ayat yang sejenis termasuk bukti dan dalil yang sangat jelas dan nyata bahwa Nabi Muhammad saw diutus kepada seluruh umat manusia. Keempat, bahwa diturunkannya agama memiliki dua tujuan, yaitu meluruskan dan membenarkan akidah serta pengesaan kepada Allah Swt dan yang kedua adalah mmeperbaiki jiwa agar memiliki niat yang ikhlas dan tulus hanya karena Allah Swt untuk manusia beramal shalih.
Islam meliputi dua hal yaitu aqidah dan syariah. Islam dengan sumber shahihnya yaitu dari wahyu Allah dengan asasnya aqidah islam kedaulatan di tangan syariat dan kekuasaan di tangan umat (pemimpin dipilih oleh umat). Sangat berbeda dengan sistem demokrasi saat ini dimana sumbernya dari akal manusia berasas memisahkan agama dari kehidupan, kedaulatan ditangan rakyat serta rakyat adalah sumber kekuasaan.
Dari penyampain materi yang sangat menarik peserta pun antusias menyampaikan pertanyaan- pertanyaan. Pertanyaan pertama, Bagaimana sikap seharusnya sikap kita terhadap pemilihan kepala daerah. Pertanyaan kedua, saat kita tidak mengetahui bagaimana calon pemimpin, apakah pilihan yang tepat jika kita mengikuti arahahan ulama. Pemateri menyimpulkan untuk 2 pertanyaan tersebut bahwa politik dalam pandangan islam sangat berbeda dengan politik dalam sistem demokrasi. Dimana poltik dalam islam adalah ri'ayah suunil umat artinya megurusi segala urusan umat atas dasar Islam. Sementara dalam demokrasi politik adalah berebut kursi keuasaan. Sikap kita terhadap pilkada atau memilih calon pemimpin, langkah yang seharusnya kita lakukan adalah dengan mengetahui terlebih dahulu syarat menjadi pemimpin dalam Islam, salah satunya adalah adil dan memiliki kemampuan menjadi pemimpin. Setelah itu untuk pilihannya dikembalikan pada pilihan masing-masing hanya yang perlu diingat bahwa setiap pilihan ada pertanggungjawaban. Selain kriteria calon pemimpin dalam Islam, perlu dilihat sistem apa yang akan menaungi. Karena dalam islam tidak cukup baik pemimpinnya namun sistemnya pun harus Islam.
Acara ditutup dengan clossing statment dari pemateri, bersyukurlah posisi kita sebagai umat Islam dan tunjukan keislaman kita dalam bentuk amal-amal shalih terikat dengan hukum Allah secara sempurna sehingga tampak hingga keluar bahwa umat Islam umat terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H