Mohon tunggu...
Ummu Aisyah
Ummu Aisyah Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga, Pengemban Dakwah

Ibu rumah tangga yang juga aktif di komunitas mengaji ibu-ibu dan remaja. tertarik mendalami dunia remaja dalam sudut pandang islam, melihat segala permasalahan dari sudut pandang islam dan menggali solusinya dalam islam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencintai Nabi, Mencintai Syariatnya

10 Oktober 2024   17:05 Diperbarui: 10 Oktober 2024   17:09 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: dokumentasi pribadi

Penulis : Ikeu

Pada minggu 29 september 2024 para muslimah menghadiri kajian dalam rangka memperingati maulid Nabi.  Kajian bertema bertema Mencintai Nabi Mencintai Syariatnya.

Pemateri menyampaikan mencintai Rasulullah adalah meneladani beliau secara totalitas. Hendaknya kita berbahagia di bulan kelahiran Rasulullah saw atas kelahiran Nabi saw. Kita sebagai umatnya wajib bersyukur atas maulid nabi karena nabi adalah manusia pembawa rahmat bagi semesta alam juga manusia agung mulia dengan nasab dan akhlaknya bergelar uswatuh hasanah.

"Tidak beriman salah seorang diantara kalian hingga ia menjadikan aku lebih ia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan segenap manusia" (HR. Bukhari)

"Engkau akan bersama orang yang engkau cintai" (HR Bukhari-Muslim)

Pemateri juga menyampaikan bahwa menyakiti Rasul termasuk haram " Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih". Bukti bahwa kita mencintai rasul adalah dengan taat kepadanya, Imam Al-Qusyairi dalam risalah Al-Qusyairiyyah " sungguh diantara tanda cinta itu adalah taat"

Tanda kecintaan adalah meneladani, mengamalkan sunnahnya, mengikuti semua ucapan dan perbuatannya, melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangannya serta menghiasi diri dengan adab-adab yang beliau contohkan. Taat kepada Rasul saw berarti menghidupkan sunnahnya (warisannya) diantaranya ajaran/syariatnya meliputi ibadah, mualamah dan pemerintahan. Juga kepemimpinan dimuka bumi.

Namun, pada kondisi saat ini bukan hal mudah untuk taat pada Rasul saw. Dimana kaum muslim saat ini hidup di lingkungan sekulerisme (memisahkan aturan agama dari kehidupan) dan demokrasi (rakyat berdaulat untuk membuat dan menegakkan aturan). Padahal satu-satunya yang berhak membuat aturan hanya Allah swt. Begitu banyak permasalahan yg terjadi dampak dari diterapkannya sistem demokrasi sekularisme mulai dari perselingkuhan kian hari kian meningkat, tingginya pelaku judi online dan pinjol akibat masyarakat tidak paham betul halal haram dan kemiskinan terus meningkat akibat salah kelola SDA tidak sesuai syariat Islam.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Salah satu peserta bertanya bagaimana dengan keterbatasan kita untuk totalitas hingga bisa dikategorikan sudah mencintai rasul atau belum? Kemudian pemateri menjawab, dalam hal ini kita tidak bisa melabeli  seseorang sudah totalitas atau kah belum. Setiap orang hanya bisa berupaya untuk tidak berhenti selalu berproses menuju cinta kepada rasulullah dengan selalu menjalankan apa-apa yang beliau contohkan.

Pertanyaan lainnya dari peserta, mengenai poligami. Poligami merupakan salah satu syariat Islam yang masih ada pro-dan kontra di masyarakat. Peserta bertanya pendapat pemateri mengenai istri menyaratkan suami jika ingin berpoligami. Dalam al qu'ran surah annisa bahwa poligami hanya dibolehkan yang berarti pilihan bukan diwajibkan yang berarti jika ditinggalkan mendapat dosa. Poligami adalah syariat yang Allah sediakan untuk menjawab suatu permasalahan, contohnya seorang istri tidak bisa melahirkan keturunan, maka boleh memilih untuk poligami untuk mendapat keturunan karena sejatinya dalam pernikahan menginginkan keturunan dengan mengutamakan kemaslahatan keluarga terutama istri pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun