Mohon tunggu...
Aisyah Humaira
Aisyah Humaira Mohon Tunggu... -

Writing is The Biggest Part of My Soul. I Love Writing Whenever and Wherever :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Renungan Kemerdekaan: Benarkah Negara Kita Sudah Merdeka?

13 Agustus 2010   10:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:04 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Mari kita renungkan bersama-sama kawan! Apakah kemerdekaan hanya di ukur secara fisik saja? ataukah secara ceremonial saja?. "Benarkah Negara Kita Sudah Merdeka"? hal inilah yang menjadi pertanyaan setiap orang. Mengapa  tidak?kita lihat saja kemiskinan, kelaparan, korupsi meraja lela bak jamur di musim hujan. Belum lagi akhir-akhir ini banyak dihebohkan dengan berita teroris,bom dan sebagainya". [caption id="attachment_224766" align="alignleft" width="300" caption="Penjajahan Zaman Belanda"][/caption] Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam, rempah-rempah, minyak bumi, biota laut, hutan tropis dan sebagainya sehingga pantaslah jika disebut dengan "Gemah Ripah Loh Jinawi". Negara-negara asing pun tertarik untuk melihat Indonesia, awalnya dengan mengadakan kerjasama namun akhirnya negara asing pun tertarik untuk mengusai kekayaan yang tersimpan di negara kita tercinta ini. Kita lihat saja mulai dari zaman penjajahan Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, Jepang, sudah berapa banyak kah kerugian yang di derita oleh Indonesia?kerugian fisik maupun non-fisik. Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia tepatnya 17 Agustus 1945 tak begitu mudah diraih. Betapa tidak darah berceceran dimana-mana, korban berjatuhan satu persatu. Itu semua yang telah pahlawan-pahlawan kita lakukan, demi satu kata "Kemerdekaan". Hanya bermodalkan semangat kebangsaan dan senjata "Bambu Runcing" pahlawan kita tak gentak menghadapi gertakan, serangan dari penjajah. Semua peristiwa dijaman penjajahan merupakan kejadian tragedi kemanusiaan yang sangat menyedihkan. Dan untuk mengenangnya tidaklah cukup hanya dengan melaksanakan kegiatan "mengheningkan cipta" pada setiap tujuh belasan (yang hanya berlangsung sejenak dan sepintas), yang selanjutnya perlu dijadikan tradisi nasional dan dibudayakan. Berbincang-bincang  tentang jaman penjajahan, ada sebagian orang mengatakan, bahwa pada masa penjajah tidak pernah ada kelaparan, kebanjiran atau bencana alam, semua perencanaan tata kota sangat baik, semua barang serba murah dan kehidupan lebih senang dibandingkan masa kemerdekaan sekarang, yang semakin kesini semakin sulit. Ini adalah ungkapan yang jujur dari orang-orang yang "dekat" dengan para pejabat pemerintahan kolonial. Warna buram potret masa depan Indonesia ditandai dengan adanya krisis multi dimensional yang berkepanjangan. Maka gambaran skenario terburuknya  adalah Indonesia mengalami kemunduran dalam segala bidang, dan upaya mengisi kemerdekaan dimulai dari nol besar, dari modal dengkul, atau bahkan dari jaman batu. Macam-macam penjajahan modern di Indonesia, meliputi : 1.      Terorisme [caption id="attachment_224774" align="alignright" width="180" caption="Bom Bali"][/caption] Belum lama ini di negara kita tercinta dihebohkan dengan terorisme, bom bunuh diri. Banyak korban jiwa yang tak bersalah telah membuat semua orang menangis karena kejahatan yang tak berperi kemanusiaan. Lalu, siapakah yang patut bertanggungjawab atas semua ini?. 2.      Korupsi [caption id="attachment_224779" align="alignleft" width="180" caption="Korupsi/suap"][/caption] Di tengah-tengah banjirnya berita-berita tentang korupsi di negeri kita, yang di antaranya ada yang meliputi jumlah sampai triliunan atau ratusan miliar Rupiah, dan banyaknya kasus penyelewengan atau penyalahgunaan kekuasaan di kalangan tokoh-tokoh eksekutif, legislatif, judikatif, partai-partai politik, pengusaha-pengusaha besar dll dll, maka ada berita yang bisa membikin banyak orang kaget, atau marah, atau tercengang. Berita ini adalah yang menyatakan bahwa 13 juta anak-anak Indonesia menderita kelaparan karena kekurangan makanan !!!. Lalu, siapakah yang patut bertanggungjawab atas semua ini? 3.      Kemiskinan [caption id="attachment_224786" align="alignright" width="180" caption="Kemiskinan"][/caption] Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk Indonesia pada Juni 2010 sebesar 234,2 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,33 persen per tahun. Dari jumlah itu, jumlah angkatan kerja kini mencapai 116 juta orang. Sebanyak 107,41 juta orang adalah penduduk yang bekerja. Sedangkan jumlah penganggur sebanyak 8,59 juta orang atau penganggur terbuka sebesar 7,41 persen. Memang itu mengalami penurunan apabila dibanding 2009 yang sebesar 8,14 persen. Penduduk miskin tahun 2010 berjumlah 31,02 juta orang atau sebesar 13,33 persen, mengalami penurunan 1,51 juta jiwa dibandingkan dengan tahun 2009 (sebanyak 32,53 juta) atau 14,15 persen (www.bps.go.id) Adapun dampak kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks, diantarnya sebagai berikut: a.    Pengangguran b.    Kekerasan c.    Pendidikan d.    Kesehatan e.    konflik sosial bernuansa SARA Lalu, siapakah yang patut bertanggungjawab atas semua ini?. Selama ini Indonesia hanya merasakan kemerdekaan secara fisik, sedangkan secara substansi belum karena secara ekonomi, sosial dan politik rakyat masih  terjajah dan belum sejahtera. Hingga saat ini masih banyak pekerjaan rumah dari negara ini yang menjadi perhatian pemerintah Indonesia, yang menyangkut hasrat hidup orang banyak. Harapan kami, supaya rakyat Indonesia bebas dari kemiskinan, bebas dari pendidikan yang mahal, bebas dari kesehatan yang buruk dan bebas dari para koruptor dan terorisme karena jika hal itu tercapai maka hakikat kemerdekaan bangsa juga dapat tercapai. Puisi ini dipersembahkan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia ke-65 Tahun..

INDONESIAKU

Bakarlah semangat perjuanganmu

Hanya tuk capai cita-cita bersama

Berbagai keadaan dilalui

Tak peduli apapun

Semua kan dihadapi

Dulu kala kau terjajah

Tiga ratus lima puluh tahun kau menderita

17 Agustus 1945 awal kebangkitan mu

Cita-cita baru pun kembali dirajut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun