Mohon tunggu...
ummu dima
ummu dima Mohon Tunggu... -

belajar dari anak, yang sudah berani bikin karangan sejak duduk di kelas 4 SD...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bikin Anak Jadi Kutu Buku?? Gampang.....

5 Juni 2010   03:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:44 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_159041" align="alignleft" width="231" caption="maryulismax.files.wordpress.com"][/caption]

“Caranya bagaimana to Bu, agar anak-anak suka baca??”

Selalu pertanyaan ini yang keluar, jika bertemu ibu-ibu yang baru mengetahui kalau anak-anak saya hobi membaca. Kemudian diikuti pernyataan bernada putus asa, “Anak saya ko susah sekali kalau disuruh baca buku”atau “Anak saya tidak suka baca buku”.

Ketika pertama kali mendapat pertanyaan seperti itu, saya justru sering berkerut dahi, berpikir apa yang telah saya lakukan pada dua buah hati saya, sehingga mereka menjadi kutu buku?Tidak ada sedikitpun pikiran, angan atau cita-cita sebagai ibu untuk membentuk mereka akan menjadi apa ketika mereka masih kecil, apalagi menjadikan mereka kutu buku.

Tapi karena banyak sekali yang bertanya mengenai hal tersebut, menjadikan saya untuk berkilas balik, apa yang sudah saya lakuan ketika mereka semua masih bayi, ketika balita, atau mungkin sebelum mereka lahir.

Dimulai ketika anak pertama saya lahir, saya dikarunia seorang bayi perempuan, cantik dan pintar.Ketika dia berusia kurang lebih 4 bulan,saya mulai mengenalkan makanan tambahan selain ASI. Waktu itu, saya membeli salah satu produk makanan bayi, yang berhadiah buku bayi, yang berfungsi agar bayi tenang (anteng, bahasa jawa red) ketika dimandikan.Karena sering menjadi problem bagi ibu muda, yang jauh dari orang tua, ketika harus memandikan bayinya sendiri.

Buku tersebut terbuat dari plastik, yang didalamnya diberi lapisan busa tipis dan, yang paling menarik, buku itu tidak mempunyai sudut.Jadi sangat aman untuk bayi.Bayi perempuan saya, termasuk aktif dan lincah ketika dimandikan, cukup membuat saya kuwalahan ketika harus memandikan sendiri. Tapi semenjak ada buku cerita itu, acara memandikan bayi menjadi acara yang menyenangkan, anak saya menjadi anteng ketika dimandikan karena ia asyik ‘membaca cerita’ dari buku yang dipegangnya dan sayapun menjadi lebih santai dan rileks (tidak tegang seperti dulu).

Ketika anak saya sudah mulai bisa duduk, belajar bicara, belajar motorik kasar dan halus, entah mengapa anak saya lebih tertarik dengan buku-buku bergambar dan pensil.Setiap ada acara pertemuan dengan ibu-ibu untuk arisan atau pengajian, anak saya akan anteng jika dia sudah memegang buku. Dan dia bisa bergaya ketika sedang ‘membaca buku’ atau sedang ‘menulis’ dibukunya sendiri.Karena saya slalu memberikan buku khusus untuk dia, ketika dia ingin ‘menulis’.

Karena dia lebih tertarik buku dibanding dengan mainan yang lain, buku menjadi benda wajib yang harus saya bawa, kemanapun saya dan sikecil pergi.

Entah tahun berapa (apalagi tanggal dan bulannya), tak sengaja saya membaca resensi buku ’99 cara merangsang minat baca anak’ yang dimuat di salah satu harian nasional.Dari beberapa kiat yang diulas dalam resensi tersebut, hanya beberapa yang saya ingat sampai sekarang, dan saya praktekkan ke anak2.(sampai sekarang, saya malah lupa tidak membeli buku tersebut...:D )

Kiat-kiat tersebut adalah:

  1. Contoh dari orang tua
  2. Ada anggaran khusus untuk membeli buku
  3. Ajak anak-anak ke toko buku dan biarkan ia memilih sendiri bukunya.
  4. Belilah buku, sesuai dengan usia anak.
  5. Ketika ada momen penting, jadikan buku sebagai hadiah
  6. Saat bepergian, bawa buku sebagai bekal, selain mainan dan makanan anak
  7. Buat ruangan khusus untuk meletakan buku-buku
  8. Suasana ruang baca harus nyaman
  9. Ruang baca atau rak buku, diletakkan di tempat yang sering dilalui anak
  10. Letakkan buku anak bersebelahan dengan buku dewasa

Saya dan suami termasuk suka membaca buku, meski belum termasuk kutu buku.Tapi apa yang saya lakukan ketika anak-anak kecil, tanpa sengaja membentuk mereka menjadi anak-anak yang suka membaca buku.Dan saya sangat bahagia melihat mereka amat kutu buku, meski sering kewalahan menyediakan buku-buku untuk mereka.

sumber: resensi buku di surat kabar kompas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun