Mohon tunggu...
Ummu Fatimah
Ummu Fatimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Do the best

Speak your idea for the better future

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tragedi Pembakaran Qur'an dan Peran Setiap Jiwa

26 Januari 2023   12:41 Diperbarui: 26 Januari 2023   12:55 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Pexel.com

Pada kondisi ini Al Qur'an tidak dianggap penting dalam kehidupan institusi, masyarakat ataupun bahkan individu karena kehidupan tidak ada hubungannya dengan agama. Sedangkan Al Qur'an adalah petunjuk yang dilandasi oleh agama.

Dampaknya, manusia akan menggap remeh Al Qur'an secara nyata ataupun tersirat, merasa ia tidak penting bahkan tidak pantas dipertahankan sehingga layak untuk akhirnya dinistakan. Apalagi ketika sebuah institusi politik dilandasai oleh sekulerisme liberal.

Institusi ini akan melegalkan segala bentuk perbuatan yang dilakukan pada atribut agama termasuk menistakan kitabullah dengan alasan kebebasan berekspresi. Bahkan hal ini dilindungi oleh undang undang yang sah dan sedang berlaku. Sehingga orang orang kafir yang tidak menyukai Islam berikut hal hal yang ada di dalamnya memiliki kebebasan untuk melakukan apapun pada Al Qur'an, termasuk menistakannya

Peran Setiap Jiwa

Urgensitas adanya sebuah institusi politik yang menerapkan Al Qur'an sehingga wibawanya tetap terjaga menjadi hal yang sudah sepantasnya dipahami oleh kaum Mukmin saat ini. Rasulullah telah mencontohkan bahwa berdisinya institusi ini diperjuangkan dan dibangun oleh generas generasi terbaik. Generasi yang di dalam sanubarinya tulus ikhlas memperjuangkan agama Allah. Generasi yang haus untuk belajar ilmu Qur'an, bersegera menerapkan Qur'an seoprima mungkin yang ia mampu, serta menjadi corong kebaikan di tengah masyarakat.

Bukan generasi yang sibuk dengan perkara duniawi, mengejar popularitas diri, serta sibuk dengan urusan pribadi. Generasi terbaik ialah generasi yang memiliki mentalitas sekuat baja yang dengannya seluruh tantangan dunia dikembalikan kepada kitabullah. Jiwanya penuh dengan kalamullah serta ketulusan dalam menerapkan Qur'an semata mata karena mencari ridho Sang Khaliq. Generasi yang rela air matanya bercucuran, jam tidurnya berkurang, tenaganya terkuras untuk menegakkan Qur'an. Hingga tujuan hidupnya hanya meninggikan kalimat Tuhannya dengan penerapan Qur'an.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun