Air merupakan salah satu sumber kehidupan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Air di dalam tubuh mempunyai fungsi penting, yaitu mengangkut nutrisi dan oksigen ke dalam sel-sel tubuh, mengatur suhu tubuh, membantu proses pencernaan, pelumas dalam pergerakan sendi, dan tempat produksi energi (Penggalih et al. 2016).Â
Setidaknya 80% tubuh terdiri atas cairan (air). 95% otak manusia tersusun atas air, 82% air ada pada darah, sebanyak 75% air terdapat pada jantung, 86% terdapat pada paru-paru, dan kurang lebih 83% air terdapat pada ginjal (Kusumawardani dan Larasati 2020).Â
Oleh karena itu, manusia harus memenuhi kebutuhan airnya untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Air yang dikonsumsi berasal dari air minum dan air yang terkandung di dalam makanan.Â
Dalam kehidupan sehari-hari, selain konsumsi air minum bersuhu ruang, tidak jarang orang mengonsumsi air dingin untuk memperoleh sensasi segar atau air hangat untuk mendapatkan sensasi yang menenangkan.Â
Konsumsi air dingin dan air hangat tidak hanya sampai disitu, bahkan mulai muncul asumsi oleh orang-orang bahwa mengonsumsi air hangat itu lebih menyehatkan dibandingkan dengan air dingin. Benarkah demikian?
Air yang dikonsumsi masuk ke saluran pencernaan dan melalui penyerapan di usus. Air masuk ke sel apikal, lalu dalam membran akan diproduksi aquaporin sebagai water channel dan akan disimpan pada vesicle storage.Â
Dari vesicle storage, air akan masuk ke plasma dan disebarkan keseluruh organ tubuh (Feher 2012) (lihat Gambar 1, 2, 3). Air yang dikonsumsi berpengaruh pada konsentrasi urin. Jika air yang dikonsumsi banyak, maka hypotonic urine yang diproduksi juga banyak dan begitu juga sebaliknya (Saladin 2015).