Mohon tunggu...
Mya Wuryandari
Mya Wuryandari Mohon Tunggu... Freelancer - momblogger

ibu yang senang belajar, suka menulis, tertarik pada dunia pendidikan dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Akhmad Sobirin Bersama Gula Semut Jadikan Semedo Semakin Manis

15 Oktober 2023   23:04 Diperbarui: 15 Oktober 2023   23:39 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemiskinan masih menjadi permasalahan pelik negeri yang kaya ini. Meningkatkan perekonomian masyarakat bukanlah hal yang mudah. Namun, seorang pemuda Banyumas dengan semangat membangun desa kelahirannya, berhasil melakukan itu. Ia berkontribusi membawa gula semut hasil produksi dari desa ke pasar dunia.

Lahir, tumbuh, dan hidup dari manisnya gula kelapa di Desa Semedo, Banyumas, Jawa Tengah, Akhmad Sobirin memahami betul susah payah para petani penderesnya. Terdapat cucur keringat para penderes di balik tiap tetes nira kelapa, yang siap bertaruh nyawa akibat terjatuh dari ketinggian. Belum lagi jika para penderas terjerat cekikan para rentenir akibat tengkulak yang kurang menghargai jerih payah mereka. Kini, gula semut Semedo Manise menjadi produk yang dicari masyarakat internasional. Tentu saja, hal ini berdampak pada meningkatnya taraf hidup masyarakat Semedo hingga mampu melahirkan banyaknya sarjana yang lahir dari kerja keras para petani penderas nira kelapa dan pengrajin gula semut.

Selalu ada proses dalam sebuah keberhasilan, begitu pula apa yang ditempuh Akhmad Sobirin bersama dengan masyarakat Semedo. Karenanya, sangat menarik untuk ikut belajar dari apa yang mereka lalui hingga memanen hasil yang manis ini. Mari kita tengok kisahnya, pembelajar. 

Mengenal Semedo 

youtube satu indonesia
youtube satu indonesia

Terletak diketinggian antara 350-400 Mdpl dan dikelilingi perbukitan seperti Perbukitan Igir Karaas, Gunung Cau dan Bukit Jojoktiga, Desa Semedo di Kecamatan Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah, sempat menyandang status desa terpencil dan tertinggal pada kisaran 1990-an. Selain karena lokasinya yang berada di dataran tinggi, akses ke sini sangat sulit. Dulu, sebelum dilakukan pengaspalan pada 2003-2004, jalan dibuat seadanya --ditimbun dengan batu gunung yang dipecah-pecah. 

Desa Semedo memiliki kekayaan alam berupa pohon-pohon kelapa yang banyak sekali jumlahnya. Mayoritas penduduk Desa Semedo bekerja sebagai petani, perajin gula kelapa dan peternak. Perajin kelapa nira jadi yang paling banyak jumlahnya. Dimana hampir tiap keluarga, pasti punya kebun kelapa. Tapi, selama puluhan tahun, masyarakat setempat hanya tahu memproduksi gula merah batangan. Harga jualnya Rp5 ribu perkilogram ke tengkulak dengan sistem ijon. 

Setelah pengaspalan jalan Desa Semedo semakin terakselerasi perkembangannya. Statusnya sebagai desa terpencil dan tertinggal sudah dilepaskan. Saat ini hampir semua jenis kendaraan roda empat dapat sampai ke Desa Semedo. Namun, untuk kendaraan umum hanya berupa jasa ojek saja yang bisa menuju Desa Semedo melalui pertigaan Kebonjambe, Desa Cikawung. 

Pendidikan masyarakat di sekitar Semedo masih relatif rendah, tetapi sekarang banyak anak-anak asli Semedo yang berprestasi dan bisa mengenyam pendidikan perguruan tinggi favorit seperti ITB, UGM, UNDIP, UNY, UNSOED, dll dan perguruan tinggi kedinasan (STIS), bahkan beberapa generasi mudanya sudah menyelesaikan jenjang sarjana (S1 dan S2) dan banyak lulusan dari SMA/SMK di Purwokerto, dan SMP di Cikawung dan Ajibarang. Beberapa orang yang tidak sempat kuliah juga banyak yang mampu bersaing dan menjadi karyawan perusahan-perusahaan besar di indonesia. 

Meningkatnya taraf hidup, perekonomian serta pendidikan di Semedo adalah bagian dari hasil kebangkitan perekonomian masyarakat Semedo melalui usaha Gula Semut. Membaca Potensi, Mencipta Karya Perubahan Desa Semedo berawal dari cita-cita seorang pemuda bernama Akhmad Sobirin. Setelah menyelesaikan studinya di UGM dan merasakan bekerja merantau beberapa saat, akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke desanya. 

"saya memutuskan pulang ke desa dengan sejuta harapan membangun desa, meski dengan modal nekat, karena belum punya konsep matang, harus mulai sekarang, saya harus berkontribusi untuk desa." -Akhmad Sobirin- 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun