Evaluasi pembelajaran di tingkat pendidikan dasar merupakan suatu proses pengumpulan data secara berkelanjutan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan atau keberhasilan pembelajaran peserta didik di tingkat SD/MI dengan penilaian kegiatan kelompok maupun individu. Tentunya pendidik diharuskan memahami konsep evaluasi pembelajaran dan pentingnya pembelajaran sehingga evaluasi dilakukan untuk menginspirasi, memotivasi, memacu semangat, dan mengevaluasi hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran. Dalam evaluasi pembelajaran di tingkat pendidikan dasar juga terdapat perbedaan antara Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) meskipun menggunakan kurikulum yang sama yang terletak pada focus bidang agama. Perbedaannya yaitu di tingkat Sekolah Dasar (SD) focus agama hanya terletak pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, tetapi di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) focus agama terbagi beberapa mata pelajaran seperti Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Hadist, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan Bahasa Arab. Selain itu, perbedaan-perbedaan ini menunjukkan fokus dan pendekatan yang berbeda antara SD yang umum dan MI yang berorientasi agama Islam. Pemberian evaluasi pembelajaran tingkat MI sebagai salah satu contoh adalah UAM (Ujian Akhir Madrasah/Ma’arif) dimana test yang diberikan berupa tes tulis dengan soal yang dibuat dari kumpulan soal-soal yang dikerjakan serentak oleh pendidik dibawah naungan bersama. Hal ini sudah dilaksanakan oleh penulis sebagai salah satu pendidik dalam sebuah lembaga dibawah naungan Kementrian Agama.
Dari paparan teori diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa evaluasi pembelajaran pada tingkat pendidikan dasar merupakan sebuah proses pengumpulan segala informasi mengenai pengetahuan kognitif, afektif maupun psikomotorik peserta didik agar mengetahui sejauh mana kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalalam pembelajaran. Dan analisa evaluasi pembelajaran yang didapat di tingkat SD/MI adanya perbedaan focus pembelajaran agama dimana SD secara umum dan MI lebih spesifik.
