Bagi kaum hawa memilih laki-laki yang tepat adalah salah satu tantangan yang sulit untuk dijalankan. Terkadang dalam memilih laki-laki banyak yang merasa tidak cocok. Entah itu dari segi pemikiran, ego, sifat toxic ataupun perilaku lainnya yang tidak sesuai kriteria. Terlepas dari kriteria-kriteria idaman ternyata ada hal lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dan dipertimbangkan untuk memilih pasangan.
   Sesuai dengan judul yang tertera pilih laki-laki yang memimpin bukan mengontrol. Pada dasarnya laki-laki adalah seorang pemimpin atau "the leader" dalam sebuah hubungan ataupun dalam suatu kelompok tertentu. Namun ternyata banyak laki-laki zaman sekarang yang lebih mengontrol manusia daripada memimpin manusia dan memiliki julukan laki-laki "patriarki".
   Dalam kamus KBBI kata "patriarki" memiliki arti perilaku yang mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Sifat patriarki ini ternyata sudah berkembang luas di masyarakat modern, dan sifat patriarki ini tidak hanya merugikan perempuan, tapi juga membawa dampak negatif kepada laki-laki itu sendiri. Banyak faktor yang menyebabkan sifat patriarki ini berkembang dengan mudahnya dari mulai pola asuh yang terlalu dimanja, kurangnya perhatian dari orangtua, ataupun terpengaruh dari lingkungan sekitarnya.
   Lalu bagaimana sih cara mengidentifikasi laki-laki yang anda temui tidak memiliki sifat-sifat yang patriaki akan tetapi memiliki sifat kepemimpinan. Ternyata cukup mudah, anda dapat menilai mereka pada saat kalian berdua sedang berkomunikasi terutama berdiskusi dengan topik-topik yang sensitif. Saat kalian sedang mengutarakan pendapat kalian masing-masing, coba perhatikan bagaimana cara pasangan anda merespon untuk melihat seberapa tingginya ego atau apakah dia mengkesampingkan egonya.Â
   Laki-laki yang memiliki sifat mengkontrol pasti akan mementingkan egonya secara terus menerus dan feedback berpusat pada sudut pandang laki-laki tanpa melihat bagaimana pendapat dari pihak wanita. Misal laki-laki dalam mengutarakan pendapat malah mengatakan "Jika aku berpendapat kaya gini, harusnya kamu dapat mengerti bahwa ...". Jadi pihak laki-laki akan mengkontrol pendapat mana yang harus dipercaya tanpa memedulikan pendapat lawannya.
   Sedangkan, laki-laki yang memiliki sifat memimpin ketika di hadapkan suatu kondisi dimana harus mengutarakan pendapat maka dia akan memengutarakan pendapat beserta mencari solusinya bersama-sama dengan lawan bicaranya. Misal "Baik ternyata kita berbeda pendapat sebaiknya kita seperti apa...". Jadi feedback berpusat kepada sudut pandang laki-laki dan perempuan. Maka hasilnya akan menguntungkan dan kedua belah pihak berkompromi untuk mencari jalan keluar yang tepat dalam memberikan solusi walaupun antara keduanya harus saling mengalah.
   Seorang lelaki memang pada dasarnya menjadi seorang pemimpin yang membimbing tapi ada kalanya dia ada salah. Namun jika dia memiliki mindset untuk membimbing, kalian sebagai seorang perempuan berkewajiban mengarahkan dan laki-laki harus terbuka dengan arahan tersebut supaya bisa membimbimbing dengan lebih baik lagi. Tetapi jika dari awal dia sudah memiliki mindset mengkontrol maka tidak akan ada keinginan untuk menerima masukan. Dia menginginkan semua yang terjadi harus sesuai apa yang laki-laki ini mau. Kunci dari sebuah hubungan berjalan dengan baik terletak pada komunikasi yang baik dan bukan hanya berapa banyak kita dalam berkomunikasi tetapi seberapa berkualitas komunikasi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H