Filsafat Ilmu dalam Pendidikan
Oleh: Ummi Farichatul M
Pendahluan
Pengetahuan adalah sebuah bentuk hasil dari apa yang kita ketahui, dimana penegtahuan hadir saat kita mau atau memeiliki keinginan dalam mencari suatu hal, sehingga menghasilkan ilmu atau pengetahuan tersebut. Seseorang akan mamapu mengembangkan pengetahuan, hal ini disebabkan karena 2 perkara, pertama manusia memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan pemikiran yang melatarbelakangi suatu informasi tersebut, kedua manusia memeiliki penlaran atau logika alur pemikiran. (Verdi Yasin, 2018).
Manusia memiliki keistimewaan yang menjadi karunia dari Allah SWT, dimana manusia adalah makhluk yang memiliki akal pikir, perasa, dan indra. Ilmu pengetahuan menjadi komponen dari pengetahuan, melalui adanya rumusan yang tersusun dan logis atau rasional. Adanya ilmu pengetahuan berkembang, karena ada faktor dorongan. Pertama, dorongan terhadap sesuatu yang terpaksa, sehingga mampu bertahan. Kedua, dorongan untuk mampu memenuhi kebutuhan yang sesuai akan susunan yang sebenarnya. Ketiga, dorongan secara nyata atau kesadaran terhadap penilaian manusia itu sendiri. (Jalaludin, 2013)
Hadirnya ilmu pengetahuan dan manusia memiliki hal yang kompleks, karena dapat memahami eksistensi, serta mendorong untuk berpikir, bertanya, dan mencari tahu suatu hal, serta bisa menghayati hidup lebih komplet. Sehingga, rasa keingintahuan seseorang inilah yang mampu melahirkan ilmu pengetahuan, dan dari ilu pengetahuan inilah seseorang menjaid lebih tahu dan mengenal sesuatu itu dengan lebih baik.
Adapun filsafat dan ilmu terdapat kesinambungan, karena ilmu bertujuan dalam penggambaran, sedangakan filsafat menjelaskan lebih kompleks dan nyata atas hasil pemikiran dari pengalaman yang pernah dialami. Sehingga, perkembanagn dalam pengetahuan perlu adanya filsafat sebagai bentuk nyata kebenaran suatu ilmu pengetahuan. Sehingga dalam pendidikan filsafat ilmju menjadi hal yang harus dipelajari, pahami, agar tetap bisa selaras dengan ilmu pengetahuan yang didapat dalam pendidikan.
Pembahasan
Ilmu ditinjau dari segi ontologi, berasal dari bahasa Yunani, yakni kata "onto" dan "logos" , ontos yang berarti ada, logos adalah Ilmu. Berarti ontologi yakni ilmu yang membahas hal yang ada. Secara istilah ontologi ini adalah salah satu cabang filsafat yang berkaitan dengan parktir manusia dalam berkehidupan mengenai hal yang keberadaanya itu mungkin ada atau nyata. Bahwa ontologi berkaitan dengan hal yang realitas, rasional, dan berbicara hal yang ingin diketahui dan keinginan lebih tahu atau paham lagi.
Adapun ilmu dari segi epistimologi, yakni epis bermakna pengetahuan, bahwa epistimologi membahas asal atau sumber pengetahuan, cara, susunan, dan kebenaran suatu pengetahuan. Menurut Azyumardi Azra, bahwa epistimologi itu berbicara tentang kemurnian atau asli, penjelasan atau penegertian, susunan atau struktur, serta metode dan asas atau dasar ilmu pengetahuan.
Selain itu ada yang ditinjau secara aksiologi, bahwa aksiologi usaha dalam mencapai kebenaran dalam pengetahuan. Aksiologi membahas mengenai nilai, dimana nilai ini saling berhubungan, nilai baik dan buruk, nilai cerdik dan licik, nilai boleh dan tidak. Sehingga aksiologi memiliki nilai yang bersifat normatif. Saat berlandaskan pada aksiologi, maka akan memiliki nilai, dimana mengandung akan komponene aksiologi didialamnya yakni  nilai manfaat bagi masyarakat. Bahwa aksiologi bisa disebut dengan analisis nilai, yakni nilai yang berupa nilai manfaat atau guna dalam kebaikan.