Cerita Syifa Nur Rohmah membaca buku Azzam dan Jasmine (Azzamine), yang ditulis oleh Shopie Aulia didalam buku tersebut terdapat tokoh utama yaitu Azzam yang memiliki nama lengkap Raden Azzam Al Baihaqi diceritakan sebagai sosok pria taat agama dan sholeh, memiliki sifat lembut dan berhati baik. Sedangkan Jasmine adalah cewek tomboy,urak-urakkan, tapi penuh percaya diri. Mereka adalah dua insan yang bertolak belakang karakternya bagaikan langit dan bumi. Mereka berdua dipertemukan lewat perjodohan. Dari pertemuan ini, Azzam pun mulai memiliki ketertarikan kepada Jasmine yang bisa dibilang memiliki kepribadian sangat bertolak belakang dengan dirinya. Diam-diam, dia mulai jatuh hati pada Jasmine
Jasmine berstatus mahasiswi semester akhir yang sibuk dengan skripsi kemudian mendapat tuntutan dari orang tuanya untuk segera bertunangan dengan anak teman ayahnya padahal Jasmine sudah mempunyai pacar yang bernama Deka mereka menjalin hubungan selama 4 tahun, tentu saja disitu keadaannya sangat membuat pikirannya kacau balau. Ternyata Azzam teman kecilnya Jasmine dulu yang akan menjadi calon suaminya dia adalah seorang lelaki yang telah lulus dari pondok pesantren dan Universitas Al-Azhar Mesir seorang hafidz dan pintar dalam berbahasa arab, dengan berbagai upaya Jasmine menolak lamaran Azzam bukan karena Jasmine tidak menyukai Azzam tapi Jasmine merasa tidak pantas jika disandingkan dengan Azzam yang kepribadiannya sangat baik, lelaki yang digandrungi dan yang diidamkan para wanita. Dengan segala bentuk perjuangan Azzam merebut cinta jasmine dilakukan dengan ketulusan sampai akhirnya Jasmine harus menentukan pilihannya, dan pilihan tersebut adalah menerima lamaran Azzam meski berat bagi Jasmine meninggalkan Deka laki-laki yang mencintainya. Didalam buku tersebut ada sebuah kutipan "Mencintai Allah adalah setinggi-tingginya cinta, sempurnakan cintamu pada Allah, sebelum engkau sebelum Engkau melabuhkan cintamu pada makhluk-Nya".
Jalur langit memang mujarab melalui doa-doa yang dilangitkan, walaupun Jasmine selalu menghindar dari Azzam tapi Azzam tidak gentar dan menyerah begitu saja, Azzam berusaha meluluhkan hati Jasmine lewat tutur dan perilaku yang lembut. Sering kali kita sibuk mencari yang terbaik sampai lupa untuk menjadi baik , kita harus menjadi wanita yang mensibukkan dengan hal-hal yang positif karena wanita yang tidak sibuk mencari ilmu atau bahkan tidak mempunyai dasar ilmu maka dia akan gila sebab perasaannya, dan disini Syifa bilang bahwa tidak ada yang lebih hebat dari kekuatan doa seperti yang terdapat dalam maqolah "doa itu senjatanya orang mukmin" , bahwa Alloh akan mendengarkan doa-doa hambanya selama kita melaksanakan perintah-perintahNya. Dan ridho orang tua juga sangat penting karena ridho orang tua adalah ridho Alloh juga.
Kata Syifa, mau di ujung dunia sekalipun jika berjodoh maka akan bertemu, dan mau sedekat apapun jika tidak berjodoh maka tidak akan bersatu. Azzamine tidak gagal yaitu berhasil membuat pembacanya terAzzam-Azzam bawa perasaan sampai ulu hati, Azzam adalah sosok idaman para wanita dan Jasmine beruntung mendapatkannya. Novel ini bukan hanya novel yang menceritakan kisah romantis tetapi ada beberapa nilai moral yang dapat diambil seperti sosok Azzam yang dapat diteladani,yaitu menuntut ilmu sampai luar negeri dari bersikap beriman yang diterapkan dalam kehidupan nyata, sedangkan Jasmine berani mengambil langkah perubahan menjadi baik dari diri yang sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H