Berita tindak kekerasan terhadap seorang anak berusia 14 bulan ramai beredar di dunia maya. Layar televisi pun tak kalah ramai memberitakannya. Selaku orangtua, ini pukulan telak bagi kita. Apalagi bagi mereka yang sudah menghabiskan uang banyak, demi memberikan yang terbaik untuk Ananda tercinta.
Beberapa waktu sebelumnya, sebuah sekolah Internasional ramai diberitakan karena siswanya mengalami tindakan asusila. Dan berita terakhir tentang kekerasan di daycare, membuat hati kita selaku orangtua bertambah was-was. Bagaimana tidak? Fasilitas CCTV dengan bayaran mahal yang diberikan orangtua, ternyata tidak mampu membendung tindakan tidak terpuji yang dilakukan orang dewasa.
Pasti kita semua bingung dibuatnya. Mengirimkan anak ke institusi profesional dengan biaya mahal ternyata tidak menjamin keselamatan anak kita. Jika sebaliknya, apa yang akan terjadi?
Institusi pendidikan, dalam hal ini saya menyebut Daycare sabagai salah satu bagiannya, telah kehilangan ‘ruh’ nya. Para orangtua hendaknya menyadari bahwa tanggung jawab utama pendidikan ada di pundaknya. Membayar uang dengan jumlah besar bukan berarti Anda menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab tersebut pada guru dan pengasuh Daycare. Pengasuh yang kelelahan dalam mengasuh anak, belum lagi 'tekanan' yang diberikan Anda selaku pengguna jasa mereka, dapat memicu stres. Mereka menjadi hilang kontrol dan kesabaran. Di sisi lain, para guru dan pengasuh Daycare pun hendaknya menyadari bahwa anak-anak adalah amanat yang harus mereka jaga dengan baik. Pun untuk pengelola Daycare, hendaknya berhati-hati dalam mempekerjakan guru maupun pengasuh.
Ada contoh baik yang bisa kita tiru dari Verawati pemilik Latifa Moslema & Baby Salon Spa. Dalam melakukan rekruitmen karyawan, yang mendahulukan akhlaq sebagai point utama. Menurutnya bila akhlaq yang dimiliki sudah baik, maka potensi masalah yang akan muncul menjadi lebih kecil. Karena salon yang dimilikinya memberikan layanan jasa spa bagi bayi, syarat berikutnya adalah menyukai anak-anak. Verawati juga memberikan perhatian pada kualitas layanan dengan meningkatkan kemampuam karyawan. Caranya adalah dengan mengirimkan pada pelatihan resmi yang bersertifikat.
Kiranya penerimaan karyawan khususnya untuk jasa Daycare, hendaklah dilakukan lebih hati-hati. Langkah yang dilakukan Verawati di atas dapat kita jadikan contoh. Peristiwa kekerasan sudah terjadi, jangan sampai berulang kembali. Mulai saat ini, evaluasi diri, jangan saling menyalahkan. Lakukan hal terbaik yang Anda bisa dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H