Mohon tunggu...
Sri Kuswayati
Sri Kuswayati Mohon Tunggu... profesional -

Ibu dari 4 orang anak.Dosen STMIK JABAR,aktif di komunitasIbu Ibu Doyan Nulis (IIDN),mengelola daycare Bintang Cherria.Tertarik menulis mengenai pendidikan,wanita,anak dan bisnis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Debat Capres 2014 putaran 2 : Ekonomi Kreatif, Apaan tuh?

16 Juni 2014   07:57 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:33 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Acara Debat Presiden 2014 Minggu Malam tanggal  15 Juni 2014 sungguh menarik perhatian saya. Terutama ketika kedua pasangan Capres sepakat memberikan dukungannya terhadap ekonomi kreatif.

Alvin Toffler (1980) dalam teorinya melakukan pembagian gelombang peradaban ekonomi kedalam tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi industri. Ketiga adalah gelombang ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan gelombang keempat yang merupakan gelombang ekonomi kreatifdengan berorientasi pada ide dan gagasan kreatif.

Bagaimana membawa ekonomi kreatif Indonesia mendunia? kemudian menjadi bahasan berikutnya dalam acara Debat Capres tersebut. Kegiatan mempromosikan produk kreatif anak bangsa untuk mendunia  sudah lama dilakukan oleh Wempy Dyocta Koto. Salah satunya adalah membawa Tinker Games, mobile games development asal Bandung, meluncur ke pasar internasional.

Ekonomi kreatif, yang berorientasi pada ide dan gagasan kreatif, tentu saja membutuhkan SDM handal. Untuk mewujudkannya, diperlukan kepemimpinan dan kreativitas. Wempy Dyocta Koto memiliki visi membangun dasar-dasar kreatif berbagai posisi kepemimpinan untuk kemajuan dan perkembangan. Saat ini, Wempy tengah mewujudkan visinya tersebut dengan terpilih memasuki pendidikan di TNHK.

"Saya telah bekerja di industri kreatif lebih dari 15 tahun, dengan mengerjakan kampanye advertising global serta penugasan manajemen konsultansi untuk beberapa brand terkenal dunia. Karir saya telah berkembang, dan saya pun berkembang. Terutama betapa pengetahuan yang saya miliki tentang kreativitas masih sedikit, sementara sesungguhnya kreativitas memiliki makna yang sangat besar.” Wempy mengomentari status terpilihnya sebagai salah satu peserta TNHK.

The Amsterdam School of Creative Leadership (THNK) adalah sebuah lembaga internasional yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang kepemimpinan dan kreativitas. Lembaga yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda ini setiap tahunnya memilih sekitar 30 orang dengan kriteria yang kaya akan ide, berjiwa entrepreneur, serta memiliki pengalaman internasional dari seluruh dunia untuk kemudian dididik dan diberi pelatihan mengenai kreativitas dan kepemimpinan. Terpilihnya Wempy masuk ke TNHK akan menambah daftar panjang peran sertanya dalam pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun