PENGARUH BEAUTY PRIVILEGE PADA WANITA.
Oleh Ummi Fauziah
Mahasiswi Jurnalistik Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri KH.Abdurrahman wahid Pekalongan
Beauty privilege merupakan sebuah hak istimewa yang dimiliki oleh seorang perempuan. Orang-orang yang memiliki keunggulan dengan paras yang lebih cantik dan menarik diyakini akan membuat orang tersebut lebih banyak memiliki kesempatan dari pada yang memiliki fisik standar. orang yang memiliki beauty privilege ini umumnya akan diperlakukan dengan lebih baik daripada orang lain karena  kecantikannya. Memang cantik bukanlah suatu jaminan seseorang itu baik tapi pada kenyataan yang dilihat cantik memunyai privilege atau keistimewaan tersendiri.
Kecantikan merupakan sebuah hal yang didambakan oleh setiap wanita, pandangan setiap orang terhadap kecantikan ini tentunya berbeda-beda. Dalam beberapa priode terakhir,kriteria yang ditampilkan media kepada khalayak itu cenderung sama yaitu cantik itu berupa kulit yang putih,tubuh langsing,tinggi,rambut lurus dan hidung mancung. Padahal cantik meruapakan relatif dan dan tergantung kepada selera setiap orang.
Para wanita tentunya beranggapan bahwa jika mereka cantik maka mereka akan mendapatkan keistimewaan dengan salah satunya mudah di terima dilingkungan baru. Semakin seseorang mendekati standar itu, maka mereka akan semakin mudah untuk diterima secara luas ketika kita semakin menyerupai orang-orang cantik yang kita lihat pada majalah,televisi atau iklan.
Tentunya beauty privilege ini merupakan hal yang kita sadari dan secara tidak langsung kita dapat merasakannya. Akan tetapi pada saat kita menjadi pihak yang menerima keuntungan maka akan jarang mengakuinya bahkan membicarakannya. seringkali masyarakat beranggapan bahwa yang good loking itu mampu dalam segala hal dan bisa diandalkan. Seseorang yang diberikan label good looking belum pasti akan merasa senang dengan beauty privilage yang mereka dapatkan. Mereka pasti akan merasa tertekan dikarenakan ekspetasi yang terlalu berlebihan di dalam lingkungannya.
Beberapa penelitian menyebutkan membuktikan bahwa penampilan itu berpegaruh langsung terhadap seberapa baik seseorang diterima di lingkungannya dan lingkup pekerjaan. Naumun hal seperti ini tentunya dapat menimbulkan sikap deskriminasi atas dasar penampilan seseorang. Hal ini tentunya dapat terjadi di berbagai kondisi.
Adanya deskriminasi tersebut membuat setiap orang berlomba-lomba untuk bersaing menjadi cantik namun mereka kurang memiliki skill. Para wanita sekarang ini lebih berlomba mengutamakan kecantikan, dapat kita lihat saja mereka saling beradu kecantikan dengan cara perawatan yang mahal dan skincare yang beraneka ragam dengan harga yang cukup mahal. Agar terlihat cantik mereka akan melakukan segala cara terutama dengan membuat kulit mereka tampak putih bersih dan juga sekarang tidak tanggung-tanggung melalui oprasi plastik.
Selain penggunaan skincare para wanita juga berlomba-lomba untuk tampil cantik dengan memakai pakaian yang sedang trend. Pakaian merupakan juga hal yang sangat diperhatikan dalam menunjang penampilan pada wanita sekarang, para wanita berbelanja pakaian setiap ada medel pakaian yang baru, mereka sling beradu outfit untuk dipandang lebih menarik. Dengan hal ini memunculkna jiwa-jiwa konsumerisme. Sehingga mereka akan berbelanja pakaian terus karena hanya untuk agar mereka terlihat lebih menarik. Wanita lebih banyak ditunut untuk terlihat cantik dan beerpenampilan menarik.
Deskriminasi dapat terjadi karena pengaruh beauty privilege ini, terutama wanita. Jika kita lihat dapat setiap lowongan kerja terdapat syarat-syarat yang harus dimiliki oleh setiap orang yang akan melamar kerja,biasanya terdapat minimal tinggi badan,berat badan,harus belum menikah, Â dan salah satu syarat yang sering kita jumpai yaitu harus memiliki tampilan yang menarik. Hal ini merupakan tidak masuk akal. Coba kita bayangkan saja jika seserang memiliki kemampuan yang cukup unggul namun dia memiliki kulit hitam,gendut dan pendek padahal seseorang tersebut memiliki sebuah prestasi yang sesuai dengan kualisifikasi posisi sebuah perushanaan tersebut. Selain skill yang mereka punya,wanita juga harus berlomba-lomba agar menjadi cantik
Dunia pekerjaan menuntut agar kita menjadi cantik,rata-rata orang yang cantik dan berpenampilan menarik akan lebih mudah dalam menadapatkan pekerjaan, rasanya sangat tidak professional,bila seseorang yang berpenambilan menarik tapi kurang dalam soft skillnya lebih diutamakan untuk pekerjaan dan juga naik jabatan dibandingkan seseorang yang memiliki soft skill dan hard skill namun memiliki paras yang biasa-biasa saja.
Namun beauty privilege saat ini sudah juga sudah memiliki pergeseran pandangan. Berdasarkan yang kita lihat saat ini beauty privilage tidak terlalu berpengaruh bagi masyrakat, pandangan tentang beauty privilage ini sudah sedikit berkurang. Seperti yang kita lihat saat ini orang yang tampil di televisi tidak harus dengan orang yang cantik dari fisik, melainkan seseorang yang memiliki sebuah keterampilan yang tentunya itu menjadi keunggulan dari yang lainnya. Beauty privilage ini sudah tidak terlalu ditekankan dimasyarakat. Seseorang akan diterima di lingkungan masyarakat dengan mudah bukan karena kecantikannya namun bagaimana cara seseorang tersebut dalam berinteraksi dan berkomunikasi kepada masayarakat.
Media massa merupakan hal yang sangat mempengaruhi pandangan masyarakat. Apa yang dilihat masyarakat setiap harinya maka akan mempangaruhi perilaku dan pandangan masyarakat. Stigma atau pandangan masyakarat ini tentunya dapat memberikan seuah dampak yang positif dan negatif. Misalnya saja dampak positifnya yaitu mereka yang merasa tidak memiliki beauty privilege ini akan bersaing dalam kemampuan mengasah bakat agar mereka dapat bersaing dengan seseorang yang memiliki nilai tambahan fisik.
 Sedangkan dampak negatifnya yaitu banyak orang-orang yang merendahkan atau menyepelekan pencapaian oleh seseorang padahal mereka pastinya telah berusaha dengan keras untuk mendapatkan keberhasilan tersebut.Penampilan merupakan bukan salah satu faktor kunci dalam menentukan sebuah kualitas seseorang. Ada banyak hal dalam menentukan kualitas diri seseorang, terutama pada dunia kerja, misalnya saja kompetensi diri dapat dunia pendidikan, kemampuan yang dimilikinya. Baik kemampuan soft skill atau hard skill.
Pada perkembangannya saat ini dapat kita lihat di media jika beauty privilage ini sudah berkurang,dapat kita lihat dari media media sekarang ini, mereka tidak hanya menampilkan orang yang putih,tinggi, langsing yaitu definisi kecantikan yang dianggap khalayak, tetapi lebih mengutamakan kualitas yang dimiliki. Saat ini pada acara acara di stasiun televisi. Seperti profesi host di acara-acara televisi sudah tidak terlalu dominan terhadap beauty privilage,definisi cantik secara fisik sudah tidak lagi menjadi patokan seseorang dapat bekerja di sebuah media ataupun lainnya. Deskriminasi sudah berkurang dengan tampilnya para sosok baru di stasiun televisi atau media lainnya dengan menghadirkan para orang-orang yang ahli dalam bidangnya tanpa memandang fisik tetapi lebih memandang kepada kualitas yang nereka miliki.
Standar kecantikan yang harus putih,langsing dan tinggi tidak lagi terlalu berpengaruh dalam dunia pekerjaan, terutama jika kita lihat pada stasiun televisi sekarang, mereka tidak hanya menghadirkan seseorang yang hanya memiliki kulit putih langsing dan lainnya namun mereka lebih mengutamakan kualitas seseorang tersebut,apakah memiliki sebuah keterampilan atau tidak.
Tidak dapat kita pungkiri beauty privilege ini itu memang ada namun perlu diingat bahwa bukan hanya penampilan saja yang dibutuhkan dalam hidup. Sebuah potensi,bakat dan keterampilan dalam kehidupan juga harus dimiliki untuk saat ini yang harus dimiliki. Walaupun paras cantik good loking namun tidak diimbangi dengan keterampilan yang mereka punya maka hasilnya juga sama saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H