Dengan metode segitiga restitusi ini, guru dapat lebih memahami dorongan atau motivasi apa yang melatar belakangi tindakan murid yang kurang sesuai dengan keyakinan yang telah dibuat bersama. Guru juga akan lebih mengerti bahwa dalam bertindak, murid cenderung melakukan itu untuk memenuhi kebutuhannya, kebutuhan dasar yang dimiliki murid antara lain kesenangan, kebebasan. cinta kasih, penguasaan, dan semua itu dilakukan untuk satu tujuan besar yakni bertahan hidup.
Di dalam Modul 1 Pendidikan Guru Penggerak ini, Modul 1.1. Terkait Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, Modul 1.2. Tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak, Modul 1.3. Tentang Visi Guru Penggerak, Modul 1.4 Tentang Budaya Positif yang keseluruhannya saling terkoneksi menjadi suatu pemahaman utuh bahwa, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berpihak pada murid, dan pengajaran yang baik adalah pengajaran yang berdampak pada murid, serta ilmu terbaik adalah ilmu yang mampu menuntun laku murid menjadi pribadi yang berkarakter, beradab, serta berbudi pekerti yang luhur.
Koneksi Antar Materi
Prinsip kemanusiaan dalam filosofi Ki Hajar sejalan dengan konsep disiplin positif yang menekankan pada membangun hubungan yang positif dengan siswa. Prinsip kebudayaan menginspirasi kita untuk menciptakan lingkungan belajar yang kaya akan nilai-nilai luhur dan menjunjung tinggi keanekaragaman.
Guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan mampu menciptakan budaya positif di sekolah. Nilai-nilai seperti reflektif, kolaboratif, dan inovatif sangat relevan dalam menerapkan konsep-konsep budaya positif.
Visi untuk mengembangkan potensi peserta didik seutuhnya dapat dicapai melalui penerapan budaya positif. Dengan menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung, siswa akan merasa termotivasi untuk belajar dan berkembang.
Peran dalam Menciptakan Budaya Positif
Sebagai guru, peran saya dalam menciptakan budaya positif sangatlah penting. Dengan menerapkan konsep-konsep seperti disiplin positif, saya dapat membangun hubungan yang saling menghormati dengan siswa. Motivasi perilaku yang positif, seperti pengakuan atas prestasi dan upaya siswa, akan mendorong mereka untuk terus berprestasi. Posisi kontrol restitusi memungkinkan siswa untuk belajar dari kesalahan dan bertanggung jawab atas tindakan mereka. Dengan melibatkan siswa dalam pembuatan keyakinan kelas, mereka akan merasa memiliki dan bertanggung jawab atas terciptanya lingkungan belajar yang positif.
Refleksi
Pemahaman Konsep: Sebelum mempelajari modul ini, pemahaman saya tentang disiplin positif masih terbatas pada penerapan aturan yang ketat. Setelah mempelajari modul, saya menyadari bahwa disiplin positif lebih dari sekadar aturan, tetapi tentang membangun hubungan yang positif dan mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka.