Sudah lama tidak berjumpa bukan artinya luka lama sudah pulih sempurna. Kata maaf yang pernah terucap tidak sekalipun dapat mengobati tiap luka yang tergores, tidak sekalipun mengganti bulir air mata yang menetes. Menyapa saja sudah membuat mengingat duka. Jadi bagian mana yang kau anggap biasa saja. Tahun demi tahun yang telah berlalu, bukan arti sebuah dendam, tapi hanya saja dalam otakku tidak ada tombol hapus. Jika harus terhapus maka butuh waktu lagi memilah dan memilih bagian mana yang harus aku hilangkan.
Aku tidak tahu bagian mana dari dirimu yang harus aku benci, semua sama saja. Yang aku tidak suka hanya masa lalu saja. Tertinggal di belakang, juga di pikiranku.
Datang dan tersenyum lagi tanpa beban, melangkah maju dan memeluk sebuah harapan. Sebaiknya kau genggam saja apa yang dipercayai. Tidak sedikitpun aku peduli. Aku masih tersenyum dan berbicara seperti yang kau mau, menatap apa yang telah kau tunjukkan. Aku bukanlah sosok yang kau tahu dahulu. Puluhan tahun lalu.Â
Aku bahkan sekarang dapat tertawa di depanmu, bukan? Aku tidak pura-pura. Luka itu begitu nyata. Tapi waktu sungguh sempurna menutupnya. Bukan berarti sembuh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI