Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jika Aku Bertemu Denganmu, Lagi III

4 Oktober 2023   20:50 Diperbarui: 4 Oktober 2023   21:03 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagian 3 

Lebaran tahun 2020. Sedih banget nggak bisa mudik. Penuh tangisan kerinduan dan itu pasti. Aku datang ke rumah temanku, setidaknya ada satu teman yang tinggal di kota yang sama itu sudah cukup untukku. Itu adalah hari pertama kita bertemu. Kau begitu lucu, kecil dan terlihat rapuh. Kau adalah kucing yang diambil oleh suami temanku itu. Di rumahnya ada 2 ekor dengan warna orang yang sama tapi aku memilihmu. Aku membawamu pulang, memasukkanmu dalam jaketku.

"Apa kita sungguh akan merawatnya?" tanyaku. 

"Tentu saja, dia lucu," jawab suamiku santai.

"Halo kucing kecil, aku akan memberikanmu nama, Memeng. Kau akan jadi bagian dari keluarga kita. Mulai sekarang aku kakakmu dan dia adalah abangmu." Aku tahu kau tidak mengerti perkataanku tapi aku senang kau tidak berisik hati itu. 

"Apa kau ingat pernah mengompol di punggungku? Kau juga mengacak-acak pasir di kandangmu. Tapi di hari lain setelah kau sedikit besar kau mengacak-acak tisu." Aku ingin mengatakan itu padamu jika kita bertemu. Kau begitu istimewa, kata orang kau cuma peliharaan, kataku lebih dari itu. Memang kau banyak meninggalkan cakaran di tanganku dan juga kau sering pipis dan poop di ruang tamu kami. Tapi kami tidak masalah.  Aku bahkan sering bangun dini hari hanya untuk membersihan kotoranmu itu.

Kau juga pernah hilang saat aku pergi mudik. Aku kesepian beberapa hari, sampai abangmu mengumumkan kalau ada yang menemukanmu akan di kasih uang. Sebelum kau ketemu aku malah mengambil Mpus, karena sudah pasrah lebih dari seminggu kau hilang, kan?

Aku menemukanmu tapat di hari kesepuluh setelah kau hilang, kau sedang berjalan di depan kontrakan tidak jauh dari tempat tinggalku. Kau kurus  tubuhmu ada abses tapi kau mengenali saat aku memanggilmu.

Aku tahu, kau tidak menyukai Mpus pada awalnya, tapi setiap hari bertemu membuat kalian terbiasa bersama. Aku menyayangimu sama seperti menyayangi Mpus. Kau payah sekali dalam bertarung, selalu saja mpus yang menang padahal dia adikmu. Setiap mpus sakit kau akan kesepian, mencari perhatian adalah kebiasaanmu. Setiap hujan turun, kau yang jarang sekali naik ke kasur akan segera naik dan bersembunyi di dekatku. Kau juga pernah terjebak beberapa hari di loteng. Maaf aku dan Abang harus mudik dan orang yang kita tugaskan merawatmu cuma mau uangnya saja. Untukmu aku hanya ada kata maaf. Maafkan kakak yang udah pergi dan tidak kunjung kembali, maaf kakak tidak tuntas dalam merawatmu.

Baca juga: Menjadi Tua

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun