Satu jentikan jari sebuah api muncul dari jari Nath. Kini gelap itu sedikit memudar. "Kita akan baik-baik saja. Kau tak perlu cemas!" ucap Nath menenangkan Si Hitam yang bahkan tidak mengerti ucapanya.Â
"Apa gua ini mempunyai ujung yang dapat di tembus? Kalau iya itu lebih bagus. Aku tidak mau berurusan dengan monster tadi."Â
Nath melepaskan api di ujung jarinya itu untuk terbang di depan mencari tahu. Sedangkan di jarinya muncul lagi api lain.Â
"Apa kau lapar?" Nath memberikan sepotong roti isi bekalnya dari Anna. Kuda itu lahap tak menyisakan satu remahanpun.Â
"Kau sangat lapar rupanya."Â
Api miliknya kembali. Sykurlah kabar baik darinya. Ada ujung gua dengan pintu keluar di depan. Tanpa Nath tahu bahwa Huston dan rombongan telah bertemu dengan barisan monster sebelum bertemu pasukan lawan. Semua mati. Hanya Huston yang sampai ke markas. Di susul Artur dan 200 pasukannya yang hanya bertemu dengan beruang dan harimau.Â
Tidak ada yang tahu kabar Nath. Dimana dia dan apa putri kesayangan Grand Duke itu masih hidup atau tidak. Tidak ada yang berani kembali kecuali Artur. Secepat kilat laki-laki itu menyusuri lembah Rusa.Â
"Nathalia .... Apa kau masih hidup? Jawablah!!!" teriaknya pada hamparan ilang berlumuran darah.Â
"Apa Kakek ini sungguh manusia?"
"Tidak sopan! Apa kau tidak lihat kalau aku ini manusia?"