Aku menantimu di ujung pelarianku. Di tengah rasa sakit dan bawah rintikan kerinduan. Aku sungguh ingin pergi, aku mau kau membawaku pergi. Ke manapun. Asal bukan di sini. Aku benci. Lama-lama aku benci tempat ini. Bukankah aku sudah pernah bilang kalau menjadi terbiasa itu mengerikan?
Aku berusaha untuk tidak mengalaminya. Aku tidak mau terbiasa dengan semua ini. Dan berkali-kali aku bilang aku ingin pergi. Bersamamu. Hanya dirimu yang aku butuhkan. Siapa yang paling tahu diriku jika bukan kamu. Siapa yang mau mendengarkan kalau bukan dirimu.
Dahulu, kita selalu pergi bersama. Bergandengan tangan menyusuri tiap jengkal waktu yang tidak mampu diputar kembali.Â
Semua sudah tertinggal di belakang. Semua sudah berubah. Aku sungguh merindukanmu. Semua tentangmu. Aki tidak mau terbiasa tanpa dirimu, aku tidak suka menyimpan rindu kepadamu. Aku memang payah. Aku bahkan tidak sanggup melakukan apa yang seharusnya takdirku. Aku akan kemana jika kau tidak datang. Harus berapa lama lagi aku menunggu. Rindu yang memelukku semakin erat, setiap hari berganti semakin mencekikku.
