Mohon tunggu...
Umiyamuh
Umiyamuh Mohon Tunggu... Novelis - Seorang Penulis

Bukan orang penting, hanya seseorang yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Ada Pemberontak di Dalam Hatiku

15 Juli 2023   23:50 Diperbarui: 16 Juli 2023   00:06 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Udah terbiasa menahan rasa sakit sendiri. Soalnya dari kecil, setiap kali ngomng ada yang sakit selalu disanggah, katanya ,"Anak-anak mah nggak ngerasa sakit!"

Setelah dewasa malah di bandingkan, rasa sakitmu nggak seberapa, lho, dari pada yang aku rasakan! yap... Setiap orang sebaiknya menghargai orang lain bahkan rasa sakit sekalipun. Nggak perlu di bandingkan. 

Kalau kerasa ada yang sakit selalu ditahan sendirian. Nanti kalau udah tumbang malah kena marah, katanya, "Kenapa nggak ngomong?"

Sepertinya itu realitas kehidupan jadi generasi milenial, ya?

Bertemu dengan seseorang yang peka adalah berkah dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. Lebih memilih tinggal terpisah dari orang tua. Meninggalkan masa lalu yang menurutnya menyakitkan. 

Semakin dewasa juga semakin nggak bebas untuk mengungkapkan apa yang lagi dirasakan. Entah perasaan apapun itu, bahkan sebuah perasaan  cinta sekalipun.  Memang kenapa? Orang dewasa juga berhak tau untuk mengungkapkan apa yang lagi dirasakan. Karena orang dewasa juga manusia bukan pohon pisang, 'kan?

Apa-apa ditahan sendirian.  Pas udah numpuk malah ngamuk. Ya, kaya sekarang.  Aku juga pengen ngamuk kalau lagi ingat waktu kecil selalu ditutut untuk menahan semuanya sendirian. 

Aku nggak tahu kenapa orang dewasa disekitarku, waktu aku kecil pada seperti itu. Terus akhirnya mereka bilang, aku orangnya pendiam, nggak mau cerita kalau ada apa-apa.  What? Siapa yang buat aku kaya gini? Aku sekarang adalah hasil dari aku yang dulu,  asal kalian tahu! Aku cuma jadi pendiam, bukan jadi pemberontak. Aku bisa tapi tidak aku lakukan. Apa kalian aku jadi pemberontak setelah dewasa? Lalu memberi label padaku anak durhaka? Anak nggak tahu malu atau nggak tahu diuntung? 

Aku lebih memilih diam. Ada pemberontak dalam jiwaku dan aku mengikatnya dalam sebuah tulisan. Aku ingin bilang jika aku juga merasakan sakit. Bahkan  sejak aku kecil, karena aku juga manusia, bukan pohon pisang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun