Ibu Kota cukup jauh, butuh waktu 3 hari jika mereka menaiki kereta uap dan 6 hari jika menggunakan kereta kuda. Nath dan rombongan menuju ibu kota dengan kereta uap karena waktu mereka cukup menipis sebab Jeremy dan Anna sakit.
Nath menatap tajam Anna. "Kau pucat sekali, Anna."
Gadis itu menarik napas dalam. "Saya gugup, Nona!" kata Anna.
Tidak semudah itu Nath percaya. "Sungguh?" Nath mempertanyakan.
Anna meremas gaunnya yang terlihat lebih tipis dan kusam daripada gaun Nath. Awan mendung bergelayut dari tiap senti gaun itu.
Perjalanan akan sangat melelahkan--- tapi ini kereta khusus keluarga Grand Duke. Di mana tiap gerbongnya memiliki penghangat dengan kamar-kamar di dalamnya yang membuat penumpang nyaman. Bantal dan tempat tidur dari bulu angsa yang empuk memastikan mereka dapat beristirahat dengan tenang.
"Jangan sembarangan bermain sihir," tegur Noah dingin. Lelaki itu sebenarnya sibuk dengan buku di tangannya. Tapi permainan yang tengah di mainkam Anna dan Jeremy mengusiknya.
" Apa kau tahu, orang Ibu Kota itu sekarang terlalu memandang rendah pada orang yang dapat menguasai sihir. Apa lagi jika yang memakai sihir keluarga Duke Alexander. Dan kalian harus tahu mereka melihat kita itu seperti monster. Karena meskipun setiap dari kita terlahir dengan satu Mana yang kuat tapi tidak semua orang dapat mengendalikan sihir," jelas Lucas.
"Aku jadi penasaran bagaimana penduduk Ibu Kota itu," ucap Nath. Terlibat suatu percakapan seru pasti dapat menghilangkan kebosanannya.
"Taukah jika ada suatu nasihat yang berbunyi 'Jangan penasaran, karena itu dapat membunuhmu' kukira itu nasihat yang bagus untuk Nath," sela Jeremy. Nath mendengus kesal mendengar ucapan pengawalnya itu.
Tinggal sisa 2 hari lagi mereka akan sampai; berkali-kali kereta itu berhenti untuk istirahat. Dan berkali-kali juga Nath turun. Gadis itu terlalu banyak ingin tahu. Â karena itu dialah orang yang paling merepotkan di antara yang lainnya.
Kaspia, Ibu Kota Gradiana merupakan wilayah yang subur. Meskipun tidak sesubur wilayah Duchy Grastle. Ada banyak bunga dan pohon rimbun yang belum pernah Nath lihat di Carperia. Ya, di Carperia hanya ada salju dan es serta pohon yang mengering dalam tidur panjangnya. Aroma kayu manis dan perapian yang tidak pernah padam.
Bangunan tinggi, pakaian penduduk yang cerah-berwarna, toko-toko berjejer, alunan musik di setiap sudut kota. Tak henti-hentinya gadis itu berdecak. Matanya tak lepas dari jendela mengikuti tiap pemandangan yang tersaji di hadapannya lalu kemudian tertinggal.
"Bisakah Anda berhenti! Dan simpan rasa kagum itu sendiri," ucap Jeremy tidak tahan melihat Nath yang terus menatap luar jendela.
"Tidak bisakah Anda juga belajar sopan, Tuan Jeremy?" tegur Anna.
"Ck! Harusnya Rosaline saja yang ikut, bukan kau Anna!"
Anna mendengus kesal. "Kalau Beliau yang ikut, Jeremy akan di hukum setelah sampai di istana!"
Mata hitam dan rambut merah---menjadi rupa baru dari Nath; semakin cantik dan memesona. Satu-satunya Putri Grand Duke dari Duchy Carperia. Akan mengikuti upacara kedewasaan di istana beberapa hari lagi. Sebuah kabar yang sangat cepat tersebar di ibu kota.
"Ini kereta kuda istana?" tanya Anna. Matanya mengecil dan alisnya terangkat. "Kenapa lebih bagus kereta Tuan Grand Duke?" ucapnya lagi sambil meneliti setiap jengkal kereta yang hanya di tarik oleh 4 ekor kuda itu.
Mereka baru saja sampai di pemberhentian terakhir; stasiun Utama Kaspia. Lalu-lalang orang hendak naik dan baru saja turun dari kereta menjadi pemandangan mereka sekarang. Dua buah kereta kuda jemputan dari istana telah menunggu mereka. Dengan bendera lambang kerajaan berkibar di setiap sisi kereta.
Matahari telah kembali ke peraduannya kala Nath tiba di istana. Jarak dari stasiun tidaklah jauh. Hanya butuh waktu tidak lebih dari satu jam. Kereta mereka berjalan pelan atas permintaan Istana; agar tamu dapat menikmati perjalanan, katanya.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H