Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Suka membaca apa saja, sesekali menulis sekedar berbagi cerita.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kebijakan Kemen ESDM yang Kontroversial: Antrian Gas Melon Memakan Korban.

4 Februari 2025   03:34 Diperbarui: 4 Februari 2025   03:34 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrean panjang gas melon di pangkalan, foto kompas com 

Melarang pengecer menjual gas melon, apakah menjamin bahwa tujuan subsidi tepat sasaran benar-benar tercapai?

Kebijakan Bahlil Kementerian Sumber Daya Energi dan Mineral (ESDM) melarang pengecer menjual gas melon berlalu mulai 1 februari 2025.

Tujuannya, pemerintah memastikan penyaluran gas melon untuk rumah tangga, usaha mikro kecil, serta petani dan nelayan tepat sasaran 

Karena selama ini penjualan di pengecer diindikasikan tidak selektif ke seluruh golongan masyarakat, sehingga membuat subsidi gas melon tidak tepat sasaran.

Pertanyaannya, bagaimana dampaknya bagi masyarakat?

1. Di beberapa wilayah terjadi kelangkaan, sehingga banyak dijumpai antrean panjang di pangkalan, bahkan memakan korban.

Seorang lansia di Pemalang -Tangerang Selatan, ibu Yonih 62 tahun, penjual makanan, telah meninggal dunia setelah kelelahan selama antre gas melon di pangkalan lebih dari 1 jam.(kompas com.senin,3/2/2025)

2. Menyusahkan konsumen - masyarakat yang biasanya membeli gas melon di warung terdekat, sekarang harus ke pangkalan yang jauh dari rumahnya.

3. Ketersediaan gas melon yang tidak mencukupi - karena pangkalan diserbu pembeli dari banyak orang yang sebelumnya membeli di warung atau pengecer, sehingga cepat habis dan ada yang tidak kebagian.

4. Mematikan sumber pendapatan pengusaha kecil -pengecer yang adalah warung kecil dilarang menjual gas melon, juga kesulitan mendapatkan gas melon dari pangkalan, otomatis keuntungan hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun