Dari bisik-bisik tetangga. Di luaran sana. Berlaksa Pembawa Rindu.Â
Di sakunya, mengantongi berjuta bujuk rayu. Mereka memilih hanya memberikan rindu kepada Dara Ayu.Â
Engkaulah diantaranya. Kepadaku kau menuju.Â
Â
Kala itu. Aku sedang membangun pagar taman hati. Agar aman dari pencuri.Â
Pun tak kuijinkan duduk di sana sembarang lelaki.Â
Sekokoh dan sekuat aku mencoba bertahan menjaga diri. Dari kepungan pembawa rindu seperti kamu.Â
Â
Sial. Saat kulengah. Dengan beraninya, tanpa rasa takut kau melempar sekotak rindu.Â
Melayang, menerobos tamanku begitu saja.Â
Tak pelak. Tepat sasaran. Menghantam rasaku.Â