Mohon tunggu...
Umi Sakdiyah Sodwijo
Umi Sakdiyah Sodwijo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengelana kata yang riang gembira

Pengelana kata yang riang gembira

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nenek Misterius

4 Desember 2021   11:30 Diperbarui: 4 Desember 2021   11:42 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu Mama marah besar dan membanting gawai kesayanganku. Kata Mama aku terlalu banyak main mobile legend. Mama nggak tahu kalau menjadi gamer profesional adalah cita-citaku. Jadi aku akan minggat dari rumah. Toh Mama dan Papa sudah nggak sayang sama aku.

"Game nggak ada guna, buang-buang waktu!"

Lihat saja, tanpa Mama pun aku akan sukses. Nanti kalau aku udah banyak uang dari main game, aku akan pulang dan Mama pasti akan menarik ucapannya. 

Pagi itu, selesai sahur aku mengendap-endap dan berhasil keluar rumah tanpa diketahui, tanpa perlu loncat dari jendela. Aku tak membawa apa-apa, hanya sedikit uang hasil membongkar celengan. Aku pun naik bus jurusan Palmerah dan naik kereta api. Waktu beli tiket, aku sebutkan saja stasiun terakhir, Parung Panjang.

Di Parung Panjang aku bertemu seorang nenek renta yang menyandang sebuah tas besar di pundaknya. Dia seperti kebingungan, sedikit linglung tepatnya. Aku pun berniat menolongnya. Mungkin sedikit kebaikan akan menghiburku. 

Aku menjajari langkahnya dan menawarkan bantuan untuk membawakan tasnya yang terlihat cukup berat, tapi dia menolak, bahkan setelah aku bujuk.

"Nenek mau kemana?"

"Mau ke rumah saudara di Jasinga, tapi lupa jalan. Maklum sudah puluhan tahun tak pernah ke sana."

"Sendirian?"

Perempuan tua itu mengangguk. Ternyata dia minggat dari rumah, sama sepertiku. Nenek marah karena anak, menantu, dan cucunya tak ada yang peduli. Terlalu sibuk dengan pekerjaan dan tak pernah ada waktu, walaupun hanya sekedar mengantar Nenek ke rumah saudaranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun