Mohon tunggu...
Umi Sakdiyah Sodwijo
Umi Sakdiyah Sodwijo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Pengelana kata yang riang gembira

Pengelana kata yang riang gembira

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tanda Terima Kasih untuk Mantan (Fiksimini)

5 Juni 2016   22:08 Diperbarui: 5 Juni 2016   22:51 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seperti halnya hampir seluruh masyarakat Indonesia, sepasang pemuda kembar, Slamet dan Klembreh pun melaksanakan ritual padusan untuk menyambut bulan Ramadhan.

Mereka berdua berendam di sungai dekat rumahnya untuk mandi menyucikan diri. Slamet pun heran dengan kelakuan Klembreh yang sibuk menggosok-gosok lidahnya setelah mandi keramas.

"Kamu kok dari tadi sibuk mbersihin lidah nggak selesai-selesai, Mbreh?" tanya kembarannya yang sudah selesai berpakaian.

"Kamu tahu nggak, esensi dari padusan, Met?" Klembreh menoleh ke arah Slamet.

"Jelas tahu, dong! Padusan itu kan dari kata 'adus' yang artinya mandi, menyucikan diri untuk menyambut bulan Ramadhan." jawabnya.

"Pinter, kamu!" puji Klembreh sambil mengacungkan jempol gantengnya.

"Terus, kenapa kamu malah sibuk mbersihin lidah?" selidik Slamet tak habis pikir.

"Kan kata Pak Kyai, kita harus selalu menjaga kebersihan lidah. Jadi aku gosok-gosok lah biar bersih!" jawab Klembreh bangga.

"Oalah, Mbreh ... Mbreh. Keramas itu maksudnya kita disuruh membersihkan pikiran, mandi seluruh badan itu simbolisasi agar kita mensucikan hati dan seluruh anggota badan dari perbuatan yang tidak baik. Nah kalau lidah, ini bagian terpenting dari manusia. Kadang kita sibuk dzikir, sholat, tahajud, puasa, haji, zakat, sedekah tapi lidah kita tajem kayak silet, nyakitin orang lain."

"Oh, ngono, tho?"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun