The Northwest Regional Education Laboratory USA mengidentifikasikan enam kunci dasar dari pembelajaran kontekstual, sebagai berikut:
1. Pembelajaran melibatkan pemahaman, relevansi, dan kesadaran diri siswa sehingga mempunyai rasa tanggung jawab yang kuat terhadap materi atau pelajaran yang relevan dengan kehidupannya sehari-hari.
2. Kemampuan mengamati bagaimana dan apa yang telah dipelajari dapat diterapkan pada mata pelajaran lain dan mempunyai penerapan praktis di masa kini dan masa depan.
3. Berpikir tingkat tinggi siswa diajarkan untuk berpikir kritis dan kreatif dalam memperoleh informasi, memahami suatu permasalah serta menyelsaikan masalah tertentu.
4. Standar materi atau pengajaran yang digunakan dalam kurikulum didasarkan pada norma asosiatif, industri, lokal, nasional, dan dunia.
5. Responsive terhadap budaya:. pendidikan harus mengakui dan menghormati nilai nilai keagamaan, ritual, dan kebiasaan siswa, serta komunitas di mana mereka diajarkan.
6. Penilaian autentik: pemanfaatan berbagai strategi penilaian yang secara akurat mencerminkan tujuan pembelajaran nyata yang harus di capai siswa. memanfaatkan serangkaian teknik penilaian yang secara konsisten memenuhi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan guru bagi siswa.
- Prinsip Ilmiah Pembelajaran Kontekstual
Mendorong pembelajaran kontekstual di kelas akan membantu siswa dan guru memahami ilmu lain. Jonhson menguraikan tiga prinsip pengetahuan dalam CTL, sebagai berikut:
- Prinsip saling ketergantungan
prinsip saling ketergantungan suatu kejadian di alam semesta ini pasti saling berhubungan dan bergantung pada segala sesuatu lainnya. Guru didorong untuk berbicara tentang interaksi mereka dengan siswa, pendidik lain, masyarakat, dan lingkungan berdasarkan prinsip saling ketergantungan CTL. Konsep saling ketergantungan mendorong kerja tim, kesadaran akan sudut pandang orang lain, inisiatif, perencanaan, dan pemecahan masalah di antara anggota staf. Tujuan utamanya adalah untuk menyoroti upaya unik yang dilakukan oleh setiap orang untuk memenuhi persyaratan akademik yang sangat baik.
- Prinsip diferensi
Prinsip diferensias merujuk pada Dorongan alam semesta yang terus-menerus untuk menghasilkan keanekaragaman, keunikan, dan perbedaan disebut sebagai prinsip diferensiasi. Menurut konsep diferensiasi CTL, siswa bebas mengejar minat dan keterampilan mereka, sehingga menghasilkan pengembangan gaya belajar yang unik dan tingkat pertumbuhan individu. Di sini kreatifitas dan berpikir kritis selalu digalakkan agar dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
- Prinsip pengaturan diri
Prinsip ini mendorong siswa untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Mereka bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan mereka, yang mencakup menilai pilihan, mengambil keputusan, merumuskan rencana, menganalisis data, merancang solusi, dan mengevaluasi bukti secara kritis. Lebih jauh lagi, melalui kontak antar siswa, mereka mengembangkan keterampilan dan perspektif baru sekaligus menemukan minat pribadi, kekuatan imajinasi, kemampuan bertahan hidup, dan batasan kemampuan mereka.