Keempat, mudah mengendalikan diri dan mood agar tetap stabil serta punya prinsip. Biasanya cara jitu mengatasi kondisi itu caranya misalnya makan makanan favorit, pergi ke alam bebas, dan sebagainya. Hal itu bisa memberikan dorongan motivasi agar terus mempertahankan kebiasaanya untuk mencapai target-target yang sudah dirancang sebelumnya.Â
Kontrol diri yang paling mudah adalah dengan meniru tokoh idola paling berpengaruh dan punya kebiasaan sama. Sebuah kontrol diri ini sangat menentukan seseorang untuk tidak mengikuti nafsu terbesar yaitu suka menunda. Kita bukan Bandung Bondowoso yang sanggup membangun seribu candi kebut semalam suntuk.
Kelima, tidak gampang terdistrak sosial media. Karena tipe ini punya daya fokus tinggi pada setiap target, punya prinsip, punya jaringan baik, dan sebagainya maka dia tidak segampang itu terpengaruh sosmed. Dia tipe yang kritis pada sosmed sehingga tahu mana saja akun-akun yang membantunya memperbaiki diri. Dia sangat menghindari diri duduk berlama-lama menatap postingan sosmed yang unfaedah.Â
Sosmed bukan hiburan bagi tipe ini. Hiburan bagi tipe mahasiswa ambis adalah hal-hal out the box misalnya menganggap pemikiran tokoh Mr X itu tidak sesuai nalarnya. Itu dianggap hal konyol baginya tapi aneh bagi orang lain karena tipe ini punya selera humor tinggi.
Keenam, punya segudang prestasi rata-rata prestasi akademik seperti kompetisi karya ilmiah. Bakat dan minat di bidang literasi biasanya cenderung lebih mencolok karena tipe ini punya skill membaca yang baik. Cara ini mendukung ide-ide dari setiap pemikirannya untuk trus menemukan titik terang atau inovasi terbaru. Kemudian dituangkan lewat karya-karya ilmiah sampai bisa memenangkan kompetisi.Â
Tipe ini berpandangan jika prestasi ibarat seperti emas yang melekat pada nama. Dia akan dipandang karena ada nilai atau predikat juara. Jadi dia tidak akan cemas atau khawatir soal pekerjaan dan sebagainya karena posisinya sangat strategis kemungkinan besar dia pasti juga akan dicari.
Ibarat rukun iman, enam hal itu setidaknya diimani, diyakini sepenuh hati, dan diamalkan dengan perbuatan. Tak pantas rasanya kalau memperjuangkan gelar sarjana hanya lewat alur biasa.Â
Meminjam istilah kata Buya Hamka salah satu pengerdilan terkejam dalam hidup adalah membiarkan pikiran cemerlang menjadi budak bagi tubuh yang malas yang mendahulukan istirahat sebelum lelah. Pesan dari saya selagi manusia boleh punya kendali tapi Tuhan Maha Pengendali. Tuhan tidak pernah ingkar janji pada usaha dan doa yang terus dipanjatkan dari hari ke hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H