Â
Cap mahasiswa ambis ternyata hanya diberikan pada mahasiswa tertentu. Kata orang kasta tertinggi mahasiswa itu dipegang oleh sebagian kecil yang gercep mengerjakan seluruh tugas tanpa melihat betapa jauhnya deadline. Identik suka mojok di perpustakaan baca buku sambil komat kamit ngobrol asyik sendiri. Tidak peduli berapa banyak pujian orang-orang pada mahasiswa semacam ini.Â
Sayangnya mahasiswa ambis ini dikenal langka dan tidak serta merta mudah dikenali. Mereka punya gaya dan trik tertentu untuk bisa gercep melakoni lika-liku kehidupan kampus. Rata-rata hanya bisa dikenali lewat gaya presentasi serta caranya menanggapi dosen problematik.Â
Barangkali kamu sendiri menempati kasta ini, untuk lebih lengkapnya silakan disimak sedikit ulasan ini.
Di sini akan saya jabarkan sedikit riset kecil-kecilan terbaru yang sudah lolos uji kelayakan publik sejagat warnet soal mahasiswa ambis.Â
Pertama, selalu kamuflase diri. Biasanya dia dikenal cuek dan pendiam padahal sedang mempelajari karakter setiap orang yang dia kenal. Sikap pendiam ini muncul karena dia tahu mana strategi memilih teman yang bisa menguntungkan seperti mendukung prestasinya, terutama saat kondisi terpuruk sekalipun.Â
Circle pertemanan orang seperti ini cenderung menyempit seperti skala prioritas yang lancip ke atas. Tidak sembarang orang bisa kenal dirinya karena sebenarnya dia sedang membangun jaringan pertemanan. Jangan heran kalau biasanya punya kenalan dosen, tokoh tertentu, rektor atau bahkan pejabat. Saat ada masalah dengan dosen, biasanya dia turun tangan tanpa orang lain tahu. Jangan kaget juga manakala di masa depan dia jadi sosok yang disoroti seperti jadi rektor termuda.
Kedua, sikap dingin tidak mau ikut campur urusan orang lain tapi kepedulian sosialnya tinggi. Misalnya ketika diajak bercanda, ghibahin orang, kepoin orang lain, dan sebagainya. Biasanya cenderung menyepelekan karena buang-buang waktu hanya membahas hal yang tidak penting.Â
Sikapnya akan terlihat pas dalam pandangan orang yang sefrekuensi dengan karakter serius dan daya fokus tingginya. Dia akan menunjukkan sikap positif yang tegas saat bersama dengan orang tersebut. Misalnya saat diskusi persoalan pelecehan seksual, dia akan mencari solusi seakurat mungkin. Karena dia merasa kasus tersebut adalah bencana besar yang sangat merugikan masyarakat kampus.
Ketiga, punya management waktu super produktif. Tipe mahasiswa ambis biasanya sengaja memadatkan seluruh jadwalnya agar tidak ada waktu yang terbuang. Selain itu juga bisa multitasking tetapi hanya kemungkinan kecil yang mampu. Misalnya pagi jam 07.00 pagi sampai 12.00 siang kuliah full kemudian di sore hari ada jadwal mengajar di desa. Malam harinya waktu diskusi dan belajar malam sebelum kuliah di esok harinya.Â
Jika ada jeda waktu istirahat biasanya digunakan untuk merancang kegiatan yang akan dilakukan. Dia juga sosok yang memiliki target pencapaian harian jadi setiap hari akan ada evaluasi kegiatan. Cara ini membantunya untuk mengukur kemampuan dirinya untuk memperbaiki target di hari selanjutnya.