Kesepian selalu mengundangku masuk dalam hening malamSeperti ketabahan sebuah pena yang membuat untaian huruf-huruf berkerumun dan tak berhenti berpesta
Sebagai kalimat yang tak pernah ingkar mengakhiri beberapa bait kenangan yang menghampar pada berlembar pikiran yang terbujur di seberang bangku kayu
Lalu mata pena bergerak melukis sepasang merpati yang bertengger  di reranting pohon waru
Konon pohon itu menumbuhkan benih-benih asmara sejoli yang membentuk cinta dari garis lengkung dua hati
Dari kesetiaan yang kekal menjaga palung kasmaran sebagai sabda
Dan di balik tirai jendela kamar, gema suara jangkrik memecah lamun menjadi buah pikiran bagi bait-bait puisi pendek yang setia mengiringi denting hujan yang turun
Membenturkan tubuhnya pada jendela kayu lenggang terbuka
Mempersilahkan angin malam memeluk tubuhku
Dan bertugas menjaga rapat ketabahan Â
Desember akhir kali ini hujan selalu datang tanpa aba-aba
Dan memeluk tubuhku erat hingga segala kegundahan larut sebagai bunga tidur
Bertumbuh dari tanah ladang mimpi yang subur
Menyemaikan benih-benih harapan kecil yang bertunas menjadi awal hari baru
Sukoharjo, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H