Mohon tunggu...
Umi NurBaity
Umi NurBaity Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serabutan

Man jadda wa jadda

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesayangan yang Disayangkan

24 Oktober 2020   22:28 Diperbarui: 24 Oktober 2020   22:38 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: freepik.com 

Keluarga adalah wadah pembangun karakter dan juga sebagai pola pengembangan sikap seorang anak. Peranan orang tua dan anak di sini sangat diperhitungkan, pasalnya keduanya saling melengkapi untuk membangun keharmonisan.

Bisa kita lihat bagaimana peranan ayah yang bekerja demi memenuhi keinginan anaknya bahkan, ia rela melakukan apa saja sebagai bukti cinta pada si anak. Sedangkan ibu berperan dalam mendidik dan merawat si anak hingga dewasa kelak.

Akan tetapi, ada juga anak yang kurang perhatian dari kedua orang tuanya hal ini, di luar apa yang kita bayangkan sebelumnya. Kedua orang tua sibuk bekerja di kantor dari pagi hingga petang tanpa sesekali berbincang pada anak sekedar melepas penat dengan pekerjaan.

Si anak hanya dapat bertemu saat pagi di bangku meja makan, itu pun kalau masih sempat. Alhasil si anak tumbuh tanpa rasa kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya. Tak jarang pula ia lebih suka menyendiri dan meratapi hidup.

Aku Sendiri

Semua orang sibuk bekerja tanpa memikirkan cara untuk membagi waktu kerja dan waktu keluarga. Akibatnya si anak merasa iri sebab, melihat keluarga temannya lebih harmonis dan penuh kebahagiaan, sedangkan keluarganya berbanding terbalik 180 derajat.

Mau cerita pada orang lain tapi takut disalahkan atau malah dimarahi. Inilah yang memicu rasa minder dari dirinya hingga memutuskan diam saja seolah cuek dengan keadaan. 

Dari sinilah karakter dalam dirinya dibangun untuk menjadi sosok pendiam atau introvert. Mereka cenderung menutup diri dari pengaruh luar apalagi pergaulan. Seiiring beranjak remaja sikap dan karakternya pun semakin berubah.

Kesendirian yang dialami sedari kecil, memicu dirinya mencari wadah dari luar untuk mengekspresikan rasa kecewanya. Biasanya hal ini dialami oleh remaja di bawah umur yang masih labil. Hati kecilnya berbisik ingin diberi perhatian dan mendapat pengakuan, itu saja.

Mirisnya mereka realisasikan dengan tindakan yang melanggar misalnya narkoba, seks bebas, dan lain-lain. Dampak yang diakibatkan tidak hanya pada dirinya sendiri tetapi juga pada keluarga dan masyarakat luas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun