Mohon tunggu...
Marfa Umi
Marfa Umi Mohon Tunggu... Freelancer - Blogger

Menikmati proses menulis sebagai jalan menemukan hal-hal menakjubkan. Senang menonton film-film.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka Belajar, Kampus Merdeka, dan Lebih Merdeka Menentukan Nasib dan Pilihan

31 Mei 2023   23:24 Diperbarui: 21 Februari 2024   15:06 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: LinkedIn Learning. Editing: penulis.

Tahun 2019 di situs pencari kerja populer LinkedIn, terdapat bahasan mengenai soft skills dan hard skills paling dicari di sepanjang tahun 2019. Tahun tersebut, di Indonesia sedang santernya dunia start-up dibicarakan, menyambung dari yang sudah dimulai dari tahun-tahun sebelumnya. Ketika memasuki tahun 2020, permintaan terhadap skills tersebut tak banyak berubah. Namun terhitung sejak kehadiran pandemi yang membawa banyak perubahan pula, baru berganti dan perbandingannya dapat dilihat sebagai berikut:

Perubahan global memang akan terus terjadi dan akan berdampak pula, namun memang pandemi di tiga tahun ini tak terprediksi dan seluruh dunia sama-sama tak siap akan hal tersebut karena terjadi secara mendadak dan banyak perubahan diadaptasi secara cepat. Hal tersebut berdampak pula pada pola dan orientasi preferensi karir, seiring dengan bertumbuhnya teknologi yang ada saat ini seperti Artificial Intelligence. Manusia bukan hanya "dituntut" untuk dapat beradaptasi melainkan memiliki skill spesialis yang tak mudah tergantikan dan memiliki daya tawar yang tinggi.

Kehidupan Kampus dan Relevansinya dengan Dunia Nyata

Kembali ke tahun 2018-2019, pada waktu itu saya berada di tahun-tahun semester akhir. Memiliki waktu yang cukup luang, saya mencari-cari kesempatan untuk magang dan menambah pengalaman di luar kampus. Saya mencari sendiri info mulai dari info di seputar kampus saja, acara kemahasiswaan regional, atau bahkan kesempatan di kancah internasional jika memungkinkan. Intuisi pada waktu itu membisikan bahwa saya harus memiliki bekal sebelum terjun ke dunia nyata atau dunia kerja, jadi tak dimulai dari nol.

Singkat cerita, pada waktu itu saya mengincar berbagai kegiatan kemahasiswaan kampus seperti KKN Kebangsaan yang hanya dipilih 5 mahasiswa per universitas dan Pertukaran Mahasiswa PERMATA. Sayangnya saya tak lolos di dua kegiatan tersebut, namun saya memiliki kesempatan untuk ikut KKN Tematik dengan tema Pertanian Terpadu yang mana memberikan saya pengalaman tersendiri berada di sekeliling mahasiswa saintek, sedangkan saya sendiri soshum. Kegiatan tersebut pertama kali memberikan saya pengalaman belajar multidisiplin ilmu dan tanpa meninggalkan kontribusi kecil saat KKN sebagai mahasiswa Sastra Inggris dengan mengajar.

Dokpri pengalaman KKN
Dokpri pengalaman KKN

Pengalaman kedua saya dapatkan ketika berada di International Relation Office untuk menjadi volunteer, pada waktu itu diterima lebih karena berkat hobi melakoni digital marketing melalui media sosial dan website. Dari sini saya sadar bahwa ilmu dari mana saja juga dapat membawa kita ke langkah-langkah yang tak terduga dan lebih luas.

Kampus sendiri biasanya membekali mahasiwa dengan coaching atau klinik persiapan kerja saat yudisium atau sebelum waktu wisuda. Namun hal tersebut tentu saja singkat dan saya rasa perlu mengalami proses terlebih dahulu untuk menjadi bekal. Biasanya terdapat opsi dalam mata kuliah yaitu magang, KKL (kuliah kerja lapangan), kerja praktik, sampai penelitian. Ditambah, mahasiswa biasanya juga secara mandiri dan secara aktif mencari sendiri kegiatan di luar kampus.

Namun, itu dulu.

Kesempatan dan Peluang yang Lebih Luas Bersama Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)

Saya termasuk salah satu yang menyambut dengan gembira dan positif akan hadirnya Kampus Merdeka, meskipun tak dapat merasakannya secara langsung karena pas mulai diterapkan saya sudah bukan mahasiswa baru lagi.

Merdeka Belajar yang memiliki kurikulum dengan metode pendekatan pada minat dan bakat ini telah memiliki 23 episode yang diluncurkan dan mencakupi jenjang pendidikan mulai dari PAUD sampai Perguruan Tinggi. Merdeka Belajar ini sejauh yang saya lihat, benar-benar secara aktif melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan pendidikan dalam transformasi pendidikan yang ada saat ini. Bukan hanya peserta didik saja melainkan tenaga didik, praktisi, orang tua, sampai industri. Para guru sebagai tenaga pengajar juga benar-benar diperhatikan seperti diberikan keleluasaan dalam mengajar dan menyalurkan kreativitasnya dalam Platform Merdeka Belajar, begitu juga para murid yang pembelajarannya dengan metode project based learning. Selanjutnya agar tak terlalu panjang dan berfokus pada pembahasan, topik Merdeka Belajar dalam tulisan ini akan fokus terhadap Kampus Merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun