Mohon tunggu...
Umi Sahaja
Umi Sahaja Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Ibu bekerja yang ingin sukses dunia akhirat

Selalu berusaha membuat segalanya menjadi mudah, meski kadang sulit. 😄

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Belajar Menjadi Orang Tua dan Sahabat Bagi Anak

9 November 2024   13:58 Diperbarui: 9 November 2024   14:06 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Sore ini, setelah aku pulang kerja ada undangan dari TPQ tempat bungsu mengaji. Acaranya seminar parenting sekaligus penerimaan hasil belajar santri. Wah, kegiatan yang bagus ini, tidak semua lembaga pendidikan yang punya perhatian terkait parenting. Apalagi setingkat TPQ di kampung, kalau sekolah umum mungkin seminar parenting seperti ini sudah banyak, tetapi di TPQ? Masih jarang, bagaimana pun usaha ustazah TPQ ini patut diapresiasi.

Tiba-tiba ada telpon masuk, dari rekan kerja, perasaanku sudah tidak enak. Biasanya telpon tiba-tiba seperti ini ada hal yang mendadak harus dikerjakan. Setelah menerima panggilan dari rekan kerja tadi, benar dugaanku. Ternyata dia membutuhkan barang yang harus segera dipakai. Karena kunci gudang aku yang pegang, mau tidak mau aku harus mampir ke gudang dulu untuk mengambilkan barang tersebut, untuk kemudian berangkat ke lokasi acara. 

Begitu sampai lokasi, sudah banyak ibu-ibu yang berkumpul. Panitia menyodorkan daftar hadir untuk ditandatangani, kemudian memberikan kotak kue beserta botol minum kemasan kecil, dan mempersilakan masuk ke dalam mushola. Beberapa wali murid saling bersalaman, kemudian aku mencari tempat duduk yang nyaman. 

Beberapa saat kemudian, acara pun dimulai.Pertama-tama acara dibuka oleh MC, seorang ustadzah yang juga mengajar di TPQ. Suaranya terdengar lembut di telinga. Beliau membacakan susunan acara, yang dimulai dengan pembacaan surat Al-Fatihah dan sambutan. Setelah selesai sambutan, tibalah saatnya materi parenting yang menjadi topik utama pertemuan ini. Judul materinya adalah Menjadi Orang Tua dan Sahabat Bagi Anak dalam Rangka Menstimulasi Perkembangan Anak di Era Digital.

Materi dibuka dengan menguji konsentrasi ibu-ibu dan bapak-bapak yang hadir, dengan mengajak tepuk tangan dengan frekuensi yang berbeda. Hasilnya sebagian besar peserta pertemuan ternyata kurang konsentrasi. Maklumlah acara yang berlangsung sore hari yang notabene waktunya istirahat. Meskipun demikian materi tetap dilanjutkan dengan penambahan ice breaking di sela-sela materi.

Materi disampaikan Ibu Futri Zakiyah S.Psi yang ahli dibidangnya. Beliau menyampaikan orang yang bahagia pikiran dan badannya berada di tempat yang sama. Selain itu tingkat kebahagiaan juga bisa dilihat dari tingkat fokus/konsentrasi seseorang. Peserta yang berkonsentrasi akan dapat memahami materi dengan baik sehingga tujuan seminar ini akan tercapai.

Menjadi orang tua di era digital ini tidaklah mudah. Karena begitu bangun tidur hingga tidur lagi anak-anak tidak lepas dari gadget. Potret anak di era digital yang tak lepas dari gadget ini kalau dirangkum kurang lebih sebagai berikut:

1. Kecanduan gadget, mengakibatkan kesulitan belajar, agresivitas (kesulitan untuk mengontrol diri), otak anak saat melihat gadget dikenal dengan istilah 'popcorn brain' yaitu kondisi di mana fisiknya tenang tetapi otak sebenarnya berpikir keras, layaknya popcorn yang meletup. Selain itu perkembangan seksual yang tidak sehat, karena terpapar tontonan yang semestinya belum pantas mereka konsumsi.

2. Bullying, karena perbedaan latar belakang keluarga, sosial ekonomi dan pendidikan rentan terjadi bullying.

3. Kenakalan remaja, seperti tawuran, narkoba, merokok dan minum miras.

Agar terhindar dari dampak buruk itu semua, sebagai orang tua kita harus tau tumbuh kembang anak dengan selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan anak dalam hal:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun