Alhamdulillah ketemu lagi di hari Minggu pagi, saatnya ikut kajian pagi di masjid raya. Dan, pagi ini aku harus berangkat kajian sendirian karena bungsu bapil. Sudah tiga hari yang lalu bungsu batuk pilek, yang menyedihkan adalah batuknya lebih dominan, sekali batuk itu terus-menerus batuk, tidak berhenti hingga wajahnya merah padam. Sudah ikhtiar berobat, tetapi belum juga menunjukkan perbaikan. Maka dari itu, aku biarkan bungsu tetap bergumul dengan selimutnya saat aku sudah bersiap berangkat. Ayahnya kali ini kebagian menjaga si bungsu.
Berangkat kajian sendiri itu ibaratÂ
'me time' yang selalu tertunda. Ada rasa senang dan bangga telah memilih jalan ini. Terdengar sedikit narsis, padahal yang ikutan kajian dan berangkat sendiri itu juga banyak.
Begitu sampai masjid, waktu menunjukkan pukul 05.50 WIB, harusnya aku belum terlambat. Namun ternyata dugaanku salah, terdengar suara Bapak KH Khoirul Anam dari Malang yang sudah mulai menyampaikan materi dan jamaah pun sudah memenuhi masjid hingga ke teras. Memang sudah takdir, teras masjid ini selalu menjadi saksi kalau aku konsisten mencari ilmu dan sekaligus konsisten datang terlambat. Setelah duduk dengan nyaman, aku mendengarkan materi dengan semangat.
Manusia diciptakan Allah berupa jasad dan ruh, jasmani dan rohani. Sebagian besar dari kita berusaha agar jasad kita senantiasa sehat, bahkan mempercantik diri dengan operasi plastik yang menghabiskan banyak uang. Padahal jasad itu tidak abadi, jasad itu nanti akan binasa. Sementara hanya sebagian kecil dari kita yang memperhatikan kesehatan ruhani. Ruh itu kekal, abadi. Jasad boleh mati, tetapi ruh akan selalu ada hingga nanti menemui Sang Pencipta.
Semakin bertambah usia, seyogyanya semakin dewasa, dan semakin memperhatikan kesehatan ruhani. Menurut Imam Ghozali, manusia hebat itu adalah manusia yang sehat ruhaninya dan dekat kepada Allah. Manusia yang ruhaninya sehat, dia akan senantiasa beramal dan selalu berbuat kebaikan. Para ulama terdahulu, mereka lebih mengutamakan kesehatan ruhani.
Banyak dari kita yang mengirimkan doa kepada leluhur yang sudah meninggal, kepada saudara dan handai taulan, bahkan teman yang sudah meninggal, tetapi kita lupa untuk mengirimkan Al-fatihah kepada ruh kita sendiri. Berterima kasih kepada diri sendiri bisa dimulai begitu bangun tidur. Bacakan surat Al-Fatihah untuk diri sendiri, agar senantiasa diberikan kesehatan, keberkahan, petunjuk dan pertolongan Allah SWT.
Menjaga kesehatan ruhani juga dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah sholat malam.Â
"Siapa yang kesulitan bangun malam? Mau saya beri ijazah agar bisa bangun untuk sholat malam?" tanya Bapak Khoirul Anam yang dijawab serempak oleh para jamaah," Mauu".
"Ijazah ini tidak membutuhkan doa yang panjang, cukup dengan meyiapkan 5 gelas air penuh, lalu minum sebelum tidur."
Para jamaah tertawa, "Kalau gak bangun juga, bisa dipastikan akan ngompol di kasur," tambah Bapak Khoirul Anam. Kembali para jamaah tertawa.Â