Mohon tunggu...
Umi Lasminah
Umi Lasminah Mohon Tunggu... Penerjemah - warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

just the note of personal ideas, in searching of TRUTH as woman who live in Beautiful Indonesia, the legacy of GREAT NUSWANTARA created by the Ancestor of great human

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jauh-jauh Mencari Sorga: Pakai Kekerasan Pula!

27 Agustus 2012   12:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:15 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aneh banyak orang mencari sorga. Jauh-jauh. Pakai biaya. Padahal sorga ditempatinya. Bahkan dia lahir di Sorga itu.

Kenapa begitu banyak orang Indonesia tidak sadar bahwa dia lahir di sorga?

Karena mereka tidak menganut "Dimana Bumi Dipijak disitu Langit Dijunjung"

Sehingga mereka menjunjung langit lain. Langit negeri seberang. Yang bahkan dari ajaran langit itu, di negeri itu, banyak sodara-sodara sebangsa disiksa, dihina...tetap saja menganggap sorga ada disitu, asal disitu.

Padahal, seperti kata Koes Ploes, tanah sorga: tongkat dan batu jadi tanaman (batang singkong dan biji salak) dapat tumbuh subur di tanah Indonesia tanpa dirawat. Berbeda dengan tanah di eropa dan amerika, yang bila menanam pohon disana,kita harus merawat, menyiram, memberi pupuk, kalau tidak maka pohon akan mati.

Namun sayang sorga ini sekarang masih jadi neraka bagi sebagian besar orang Indonesia, karena Indonesia belum merdeka dari hukumannya.

Sehingga sorga dunia kini baru dapat dilihat di negeri-negeri skandinavia, atau di Amerika latin. Negeri-negeri yang justru tidak membahas Tuhan dan Agama, tetapi mereka dapat hidup berdampingan dan saling membahagiakan satu sama lain sesama manusia dan menghormati dan melindungi alam.

Mengapa Indonesia belum bisa seperti mereka. Karena LANGIT yang diJUNJUNG sebagian Besar Rakyat Indonesia adalah LANGIT BANGSA LAIN, LANGIT DARATAN LAIN...

Sehingga: langit itu tak mengenal bahasa tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan di sini. Bahkan langit ajaran luar itu malah menghinakan para Penguasa Alam-Nusantara...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun