Mohon tunggu...
Umi Lasminah
Umi Lasminah Mohon Tunggu... Penerjemah - warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

just the note of personal ideas, in searching of TRUTH as woman who live in Beautiful Indonesia, the legacy of GREAT NUSWANTARA created by the Ancestor of great human

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalaman Jadi Relawan Pilpres 2019 ASHA-UI

17 November 2022   12:28 Diperbarui: 17 November 2022   12:42 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi @umilasminah

Saya pertamakali turut serta Aksi SatuHati UI Berbakti tanggal 7 Maret 2019, dengan lokasi aksidi terminal Depok dan pasar Kemiri Depok. Saat itu diajak oleh Diah Laksmi yang memberitahubahwa ada kegiatan baksos UI yang langsung bekerja ke masyarakat dengan memberi pelayanan kesehatan, pemberian kacamata baca juga canvassing blusukan door to door sosialiasi program Jokowi dan tanngkal hoax. Pegiat ASHA-UI Berbakti adalh juga Alumni UI yang ikut deklarasi dukung Jokowi di GBK Januari 2019.

Malam sebelum harinya, hampir membatalkan karena tak yakin bisa sampai lokasi pukul 07.00 wib. Namun Diah mempertanyakan komitmen saya. Akhirnya bangun pagi dan berangkat ke stasiun cawang naik ojek dari rumah, pukul 6.30 wib.

Saya terbiasa mematikan HP dengan mode pesawat bila akan ada kegiatan, agar baterai awet dan untuk bekal bisa foto2. Nah ketika sudah di kereta posisi Stasiun Pondok Cina barulah HP dihidupkan kembali. Saat itulah beberapa pesan dari Diah masuk, antara lain bilang langsung turun di stasiun depok baru. Disitulah saya oleh Diah perdikenalkan pertamakali ke Dewi.

Kita akan canvassing (blusukan dan menyapa pedagang dan pembeli) di terminal dan pasar. Saat itu jumlah orang yang akan turun telah dibagi dalam grup. Dewi yang memberi briefing, antara lain "kita kampanye positif, hindari kata-kata negatif seperti "jangan" lupa tanggal .." "jika ada penolakan tetap disampaikan maksud "baik" kita dan diakhiri dengan salam damai"

Saat menyusuri pasar, atau mampir di toko yang mau ditempelkan stiker, hanya ditemui beberapa orang yang menolak. Termasuk ibu penjual minuman kopi asongan (artinya tidak ada kiosnya) yang sedang duduk dipinggir pos kantor terminal iya langsung bilang prabowo.

Berlanjut di dalam pasar Kemiri banyak warga yg minta kaos Jokowi. Kantong Belanja sesuai masukan Diah hanya diberikan kepada mereka yang berbelanja, karena kadangkla pedagang pun meminta. Mengapa kantong diberikan bagi yang berbelanja, karena langsung digunakan untuk membawa barang belanjaannya. Usai dari pasar Kemiri melanjutkan ke pasar Daerah Depok.

Kegiatan Aksi Satu Hati UI Berbakti selanjutnya yang saya ikuti dengan agak terlambat yaitu, Sabtu 16 di Warakas, di situ saat saya dating, pegiat ASHA sedang istirahat makan siang. 

Di pagi hari ada 2 dokter member pelayanan kesehatan warga dan pemberian kacamata, tentu setelah pagi hari ada canvassing ke rumah-rumah warga. Selanjutnya mengikuti kegiatan di Kampung Tengah Kramatjati Minggu 17 Maret 2019. Door-to door ke rumah-rumah warga yang rapat-rapat, didampingi penduduk lokal pa Agus yang mengerti karakter politik tiap rumah menjadi lebih mudah untuk penjajagan. 

Ada yang menarik dalam blusukan kali ini, bapak pendamping pa Agus menunjuk seorang laki-laki tua duduk di depan rumahnya, sambil memegang gelas, kata pak Agus coba ke sana dia itu partai.. . Lalu kami berdua saya dan Tanti menghampirinya, mengucap salam dan sopan santun lain, lalu bapak itu menyemburkan air dari mulutnya ke depannya, sambil bilang "saya Prabowo", lalu kita bilang trima kasih pak, salam damai. 

Sambil berjalan kita cekikikan, bapak tua itu berteriak," pilih yang muda", saat saya dan Tanti melanjutkan perjalanan ke rumah warga lain. Akan panjang bila semua Aksi Satu Hati Alumni UI Berbakti yang saya ikuti ditulis disini.

Sepanjang yang saya ingat adalah kesiapan pegiat untuk ditempatkan atau bekerja dimana saja saat acara mulai. Apakah turut canvassing, mencatat pendaftaran warga, mencatat dengan wawancara warga mengenai ukuran plus kacamata, dan pembagian kacamata. Semuanya tertata rapi. Termasuk waktu pendaftaran yang terbagi dalam kupon penunjuk waktu, kupon A untuk pagi 09.00, kupon B untuk pukul 10.00 dst. Walaupun terjadi kerumuman dan penumpukkan warga, karena yang datang banyak dan belum terlayani, biasanya tak berlangsung lama, langsung ada antisipasi. Seperti yang terjadi di Duren Sawit Klender, ketika menumpuk yang hadir, saya yang semula bertugas membagikan snack, akhirnya turut juga memeriksa ukuran kacamata. Juga ada kebersamaan saling membagi makanan. Bahkan saat baru tiba di Warakas pun sudah ditawari makan siang nasi padang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun