Mohon tunggu...
Umi Lasminah
Umi Lasminah Mohon Tunggu... Penerjemah - warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

just the note of personal ideas, in searching of TRUTH as woman who live in Beautiful Indonesia, the legacy of GREAT NUSWANTARA created by the Ancestor of great human

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Film Lawas Indonesia Sarat Nilai

4 November 2022   12:40 Diperbarui: 5 November 2022   09:26 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang membedakan film-film lawas Indonesia yaitu periode 1970an-1980an dengan film kekinian? Nilai. Value. Nilai yang berlaku di masyarakat karena memiliki makna laku kemanusiaan yang universal. Benar Salah Baik Buruk Jelek Bagus yang tolok ukurnya pada prilaku manusia dalam kerangka sosial kemasyarakatan berdasarkan Pancasila dan norma hukum berlaku.

Film-film tersebut adalah peraih Piala Citra baik film terbaik maupun nominasi sebagai karya film terbaik. Para sutradara berperan sangat penting pada masa ini, film-film tersebut rata-rata penulis skenario merangkap sutradara. Ruhnya (skenario) dan Raga Inti (sutradara) menyatu dan mampu "mengarahkan" keseluruhan organ tubuh (jantung dll aktor/akrisnya).

Menonton film-film yang dikreasikan pada tahun 1970an dan 1980an baik yang pernah ditonton atau belum akan selalu memberikan tambahan pengetahuan tentang nilai kemanusiaan yang diterapkan dalam kehidupan pada masa tersebut. Sebagai seorang yang suka menonton film dengan happy ending, film-film lawas Indonesia priode ini walaupun tak selalu berakhir happy ending tetaplah saya bisa menikmatinya, lagi-lagi karena "nilai" yang terkandung didalamnya. 

Nilai kemanusiaan yang baik tentang menghargai manusia lain, jujur, sopan santun, hormat menghormati, toleransi dan saling mengasihi, saling memberi, bercanda dan humor merupakan hal yang secara psikologis mampu terekam emosi manusia (pulang dari menonton akan dibawa hati/pikiran).  Hal ini karena emosi adalah hal paling jujur yang mampu menangkap pengalaman sebagai fenomena. Bagaimana layar bioskop mampu memberikan itu tentulah pada gambar dan suara yang mampu mempersembahkan persepsi pada pikiran dan menguasai "rasa"... Film-film dibawah ini baru saya tonton ulang... Tidak hanya aktor dan aktris nya yang aktingnya baik dan bagus ceritanya pun mantap...

Daftar film ini saya review tersendiri di wartafeminis.com karena inti ceritanya mengenai fakta realita perempuan dalam dunia patriarki yaitu film rilis tahun 1977  Suci Sang Primadona; Gara-gara Istri Muda., 1980 Perawan Desa; Yuyun in the Mental Hospital;1980 Perempuan dalam Pasungan; Titian Serambut Dibelah Tujuh; DR Karmila.,1982 Neraca Kasih ; Gadis Penakluk; Usia 18; Titian Serambut dibelah Tujuh., 1984 Ponirah Terpidana; Budak Nafsu. , 1986 Ibunda., 1988 Istana Kecantikan. Bahkan film Istana Kecantikan dapat dikatakan advance karena mengangkat isu LGBT...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun