Hiruk Pikuk Kelimpahan Media Komunikasi, Kepergian Teman tak tahu: In Memoriam Adityawarman Gintings
Hari tadi menjadi hari yang sedih. Saya baru tahu bahwa saya kehilangan teman curhat tentang pekerjaan, rahasia, tentang berbagai hal yang tak saya ceritakan orang lain. Teman makan yang seru. Dan sering ditraktirnya. Ya, teman saya pergi meninggalkan dunia 1 Mei 2022 lalu.
Teman ini pria kelahiran bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, 8 Maret 1961. Bang Adityawarman Gintings. Seorang dengan pergaulan luwes, sudah melanglang buwana, sudah merasakan asam garam kehidupan dunia malam dan siang sejak jaman orde baru.Â
Pacarnya banyak. Ia mengetahui prilaku kehidupan glamour dan minim moral di dunia industri film eropa dan Amerika utara di masa sebelum #MeeToo. Pengalamannya masa orde baru telah memberi ruang kesenian menyibakkan dirinya menyentuh hati warga biasa, orang-orang pada umumnya dengan Aneka Ria Safari, Titian Muhibah.
Pernah menjadi ketua Parfi. Aktif difilm, pernah film dokumenternya dipuji oleh sutradara Perancis, Jean Luc Godard..pernah menjadi Ketua Umum Persatuan Karyawan Film dan Televisi Indonesia. Terakhir masih ikut bersumbangsih dalam kegiatan di Parfi.
Saya mengenalnya di politik. Tulisan politiknya banyak saya simpan, hal ini karena tulisan politiknya banyak ditulis bersama abangnya Sutradara Ginting (Almarhum) adalah juga Pengurus Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan. Analisanya tajam, dan mampu memberikan solusi yang kreatif dan memberi jaminan.Â
Sayangnya sewaktu beliau maju di dunia politik menjadi caleg, komunikasi saya dengannya sedang tidak intens. Lupa karena apa. Namun yang pasti ia kalah dengan wibawa, tanpa tikang tikung dan tanpa mencatut nama pembesar.
Bang Adit memberi saya pisau-pisau analisa antara lain tentang bagaimana Posisi politik tinggi yang disematkan pada seseorang adalah modal sosial gratis untuk menjadi ternama (terkenal), dan ruang menciptakan pencitraan. Sehingga ketika ada seorang yang menjabat posisi politik nasional namun kurang mampu memanfaatkan posisinya tersebut beliau sangat menyayangkan.Â
Menurutnya 5 tahun menjadi seorang mentri atau Kemenko adalah modal sosial besar untuk dapat memperkenalkan diri ke masyarakat, menjaring aspirasi dan semuanya legal demi mendukung lajunya pemerintahan.
Bang Aditya terakhir komunikasi dengan saya pertengahan April 2022, waktu itu janjian mau ketemu, namun karena harus mengantar Ibu saya ke rumah sakit, akhirnya saya membatalkan. Lalu ada masalah dengan pesawat HP saya, sehingga saya kehilangan kontak grup, dan hal lain. Tak bisa mencari tahu.Â