Mohon tunggu...
Umi Lasminah
Umi Lasminah Mohon Tunggu... Penerjemah - warga Jakarta, Indonesia, Semesta. Manusia adalah paling mulia, paling sederhana sekaligus paling kompleks

just the note of personal ideas, in searching of TRUTH as woman who live in Beautiful Indonesia, the legacy of GREAT NUSWANTARA created by the Ancestor of great human

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peka, Kepandaian Emosional: Menjadi Manusia Humanis

6 Februari 2022   12:00 Diperbarui: 6 Februari 2022   12:03 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto by @umilasminah

Apakah anda seorang yang peka? Artinya seorang yang sensitif atas prilaku orang lain terhadap anda, atau perilaku anda terhadap orang lain.Menjadi orang peka adalah menggabungkan kemampuan semua unsur jati diri manusia kesadarannya, pikirannya, perasaannya dan  ingatannya. Bagian yang lebih dahulu ada sebelum manusia menjadi orang, warga negara atau manusia dewasa yang mengerti hak asasinya.

Peka yang paling sederhana adalah peka terhadap manusia lain yang berhubungan komunikasi langsung dengan anda. Keluarga sedarah , teman sekantor atau kolega, teman, sahabat, atau kekasih. Peka yang luar biasa adalah mengerti dan memahami kehidupan supranatural di sekeliling, atau jauh melampaui ruang dan waktu.

Di jaman modern kepekaan yang sederhana maupun yang luar biasa nampaknya tidak terlalu berjalan baik. Ini bukan yang terkait kepekaan sosial empati, khususnya bencana alau atau peristiwa kemanusiaan lainnya. Kepekaan sosial cukup baik di Indonesia.

Kepekaan terhadap orang terdekat dalam artian sedang dalam proyek bersama, sehingga ada obyek yang menjadi bagian perekat berkomunikasi. Seringkali dalam dunia modern khususnya barat, komunikasi intens terkait pekerjaan, namun mengabaikan komunikasi "aksesori" yang menjadi bumbu hubungan impersonal menjadi lebih manis dan menyemangati. Namun adakala komunikasi aksesori yang antara lain mengetahui saling suasana hati, kondisi fisik tim kerja dan well beingnya, dianggap tidak penting dan bagi yang mempermasalahkan dianggap tidak paham resiko orang bekerja. Lah justru karena paham lah dunia kerja barat pun mengadakan cuti, ijin sakit dan lain sebagainya. Upaya yang menunjukkan mengakomodasi kemanusiaan. Alih-alih membantu, banyak yang akhirnya malah dalam kendirian mengatasinya saat cuti di rumah. Sehingga selayaknya Kepekaan yang sejati adalah mulai saling bertanya tulus, apakabar, gimana perasaanmu saat ini? Apakah kerja hari ini bisa berhasil baik? Apakah ada hal lain di luar tugas proyek yang perlu disampaikan, kita ketahui bersama.. Apakah keluarga di rumah baik saja... Dan sebagainya. Nah disinilah bisa terbuka apabila ada perasaan-perasaan yang menyertai saat bekerja, romans atau ganjelan rasa lainnya sesama mitra kerja.
Yang terbaik dunia kerja adalah Transparansi, bukan hanya dalam hal keuangan... Lah manusia kan bukan robot yang butuh listrik dan hal mekanik lainnya, tetapi suatu yang organik dan manusiawi: kejujuran, apresiasi, pelibatan, dan hiburan..

Bila semua terolah baik pasti menghasilkan suasana baik dan melahirkan produk bagus, Peka bukan sensitif negatif, namun cepat menangkap vibrasi Alam yang disematkan pada manusia dengan beragam bentuknya 🤗

Usai mengalami suatu peristiwa Tidak Peka: tak melibatkan, tanpa cerita tanpa berbagi. Kekuasaan yang Kukuh dalam Kesendiriannya dapat melahirkan ketidakpekaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun