Sinetron Para Pencari Tuhan PPT pernah menarik dan saya tonton setiap sahur. Dulu saya menonton PPT hingga yang ke 4, ya dulu sebelum keyakinan saya berpindah. Kini saya masih kadang menonton, PPT5, ya sinetron yang sudah lima tahun diputar saat bulan ramadhan di SCTV.
Dulu diawal saya menonton saya tertarik dengan tokoh utama khususnya 3 pemuda--yang tampang-nya jauh dari kesan orang baik, orang 'saleh'. Ternyata benar 3 pemuda ini memang semua berlatar pelaku kriminal tukang copet, pencuri motor dan pemakai narkoba. Wah bagus sekali, di edisi awal saya merasakan naskah-nya kuat mengajak orang mengenali Tuhan. Ada banyak dialog bagus di sini. Ada banyak keluguan dan kelucuan. Bang Jack yg diperankan Dedy Mizwar belum menggurui sebagai yang paling benar, banyak juga ditampilkan bang jack sebagai manusia biasa. Contohnya pada adegan..
PPT 2 masih lumayan bagus karena fokus masih pemuda ini yg mulai menemukan Tuhan-nya, dan romantika sinetron Azzam dan Aya, tanpa Kalila.
PP 3 mulai aneh dan mulai kelihatan gejala normalitas agama.
PP4 semakin parah normalitas agama dan keanehan ceritanya. Ada satu adegan yang mengina adat istiadat kepercayaan leluhur.
PPT 5 lebih parah, ada adegan Chealse yang menolak menyebut doa dengan menggunakan Tuhan, tapi ngotot menggunakan nama Allah. Lalu ada adegan Deddy Mizwar yg bilang: Emangnya Allah waktu memilih orang jadi nabi berdasarkan Zodiak nyaaa....
BANYAK LAGI YANG SEMUANYA TAK LEBIH FORMALITAS AGAMA dan bukan substansi hubungan Yang Maha Pencipta - Manusia-Manusia..
Saya berani kritis terhadap Sinetron PPT5 karena 1.) sponsornya adalah Telkomsel...dan itu BUMN....yang tentunya memiliki pelanggan yang plural, maka ketika telkomsel mulai iklan untuk suatu nilai yang bertentangan dengan pancasila--walaupun masih bibitnya..harus di waspadai. 2)walau PPT5 diputar 1 tahun sekali, setiap Ramadhan, namun daya sedot pemirssanya luar biasa...dibandingkan sinetron lain, PPT mengambil penonton dari bukan pemirsa regular sinetron, tetapi mereka menunggu makan sahur dan buka puasa...Namun karen bukan program regular, maka sulit untuk mengukur ratingnya..
bersambung
