Dengan menggunakan sistem among ini guru diharapkan dapat memberikan contoh tentang baik dan buruk dengan tetap memerhatikan kemerdekaan murid agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi murid yang bertanggung jawab dan disiplin berdasarkan nilai-nilai kebajikan yang telah diperoleh sesuai dengan kodratnya masing-masing. Murid dituntun untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi dan kodratnya dengan tulus, kasih sayang, mendampingi, merawat, menjaga, doa, dan harapan untuknya.Â
Contoh penerapan sistem among yaitu guru melibatkan murid dalam menentukan tujuan pembelajaran, mendengarkan keluh kesah murid, dan memberikan penguatan-penguatan positif kepada murid sehingga murid merasa dihargai. Selain itu, guru juga harus bisa menjadi teladan yang baik untuk murid dalam berperilaku, bertutur kata, maupun berpakaian.
Dalam proses "menuntun" atau "momong", anak diberi kebebasan namun guru juga memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya.Â
Seorang guru sebagai 'pamong' dapat memberikan 'tuntunan' agar murid dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Murid memahami bahwa kemerdekaan dirinya juga mempengaruhi kemerdekaan murid yang lain. Oleh sebab itu, guru memberikan tuntunan bahwa murid adalah makhluk sosial sehingga murid mampu mengelola dirinya untuk hidup bersama dengan orang lain (menjadi manusia dan anggota masyarakat).
Lingkungan Pembelajaran
Pendidikan karakter kadang terabaikan, guru hanya fokus terhadap perkembangan kognitif murid. Padahal, pendidikan karakter sama pentingnya dengan kecerdasan kognitif murid yang dapat menjadi pegangan dalam kehidupannya di masyarakat kelak.Â
Pendidikan dapat menjadi tempat untuk berlatih bagi murid untuk menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan yang dapat di wariskan agar murid mencapai keselamatan dan kebahagiaannya. Oleh karena itu, sekolah hendaknya menerapkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman untuk murid atau dengan kata lain sekolah ramah anak.
Nilai-nilai kemanusiaan yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia adalah nilai-nilai kemanusiaan profil pelajar Pancasila. Nilai-nilai tersebut  yaitu, beriman bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, kebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif. Penanaman nilai-nilai ini dapat diintegrasikan dalam pembelajaran maupun melalui kegiatan pembiasaan-pembiasaan.
Dalam pembelajaran guru mendorong murid untuk mengembangkan nilai kerjasama dan gotong royong dengan cara membantu murid lain yang mengalami kesulitan belajar. Selain itu, guru juga dapat menciptakan lingkungan belajar agar murid berani bertanya dan berpendapat ketika ia ingin mengetahui dan memaknai sesuatu dan dapat difasilitasi dengan baik.Â
Melalui bertanya dan berpendapat murid dapat mengembangkan karakter berpikir kritisnya, mengembangkan kepekaannya kepada lingkungan sekitar. Dengan demikian, bukan hanya kecerdasaran kognitif saja yang murid dapatkan, melainkan juga murid dapat mengembangkan kecerdasan sosial emosionalnya melalui pengalaman belajar sesuai kebutuhannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H