Peningkatan jumlah limbah plastik, terutama sedotan, menjadi salah satu tantangan utama dalam pengelolaan sampah modern Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental untuk mengolah sedotan bekas menjadi tas melalui proses pembersihan, perancangan pola, dan penyusunan menjadi produk akhir. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tas belanja yang dihasilkan memiliki durabilitas tinggi, estetika menarik, dan biaya produksi rendah, menjadikannya alternatif yang ekonomis dan ekologis untuk menggantikan kantong plastik sekali pakai. Program ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan dengan mendaur ulang limbah plastik.
Plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, tetapi penggunaannya yang tidak terkendali menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan. Salah satu jenis limbah plastik yang sering terabaikan adalah sedotan. Meskipun ukurannya kecil, sedotan plastik sering kali sulit didaur ulang karena komposisinya yang kompleks. Data dari Science Advances menunjukkan bahwa sekitar 8,3 miliar sedotan mencemari pantai di seluruh dunia.
Sebagai solusi, penelitian ini berfokus pada pengolahan limbah sedotan menjadi tas belanja sebagai upaya mengurangi dampak lingkungan sekaligus menciptakan produk bernilai guna. Selain bertujuan untuk mengurangi jumlah limbah, inovasi ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya daur ulang dan menciptakan peluang ekonomi dari barang bekas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H